Lihat ke Halaman Asli

Budayakan Kata "Maaf" dan "Terima Kasih" dalam Keluarga

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kondisi Indonesia saat ini menurut saya relatif cenderung menjadi bangsa yang mudah marah. Apalagi jika dikaitkan dengan isu-isu mengenai suku, agama, ras, dan antar golongan. Padahal ketika kita sakit, dan merasa bahwa ajal akan segera menjemput, identitas tersebut rasa-rasanya hilang. Satu dengan lainnya sama-sama merasakan lemah, tak berdaya, dan mungkin ditambah rasa takut.

Sebagai suatu lingkup masyarakat yang kecil, keluarga memiliki arti yang tidak bisa dianggap sepele dalam pembangunan masyarakat. Keluarga merupakan tempat pertama seseorang belajar mengenai kehidupan. Nomor keduanya yaitu sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat membuat sebagian orang mungkin akan memiliki waktu yang relatif sedikit untuk berada di rumah.

Namun, bukan rumahlah makna sebenarnya dari sebuah keluarga. Keluarga merupakan suatu hubungan kekerabatan atau kedekatan personal antara seorang dengan yang lainnya. Oleh karena keluarga merupakan suatu hubungan atau relasi, intensitas pertemuan yang terjadi di dalam keluarga sangatlah penting. Pertemuan tidak hanya melalui rumah, tetapi teknologi zaman sekarang dapat digunakan untuk membangun suatu pertemuan komunikasi diantara anggota keluarga.

Saya bersyukur dibesarkan dalam anggota keluarga yang mengajarkan kata maaf dan terima kasih. Dua kata tersebut saya rasakan manfaatnya sebagai sesuatu yang dapat membuat saya tidur nyenyak di malam hari.

Saya pernah tinggal di dalam suatu rumah, yang dimana anggota keluarga di sana jarang sekali mengucapkan kata "terima kasih" dan "maaf". Saya sangat rindu sekali dengan kata 'terima kasih" dan "maaf". Rasa-rasanya hanya saya yang mengucapkan kata tersebut jika berada di rumah itu.Dan alhasil, di rumah itu saya rasakan aura yang kurang baik. Saya hampir tidak bisa tidur nyenyak di malam hari.

Saya jadi berpikir, apa jangan-jangan pun ibu pertiwi kita tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan persoalan-persoalan yang begitu banyak dalam keluarga Indonesia.

Persoalan demi persoalan dapat diselesaikan sebenarnya dengan kata "maaf" dan "terima kasih". Rasa-rasanya dua kata tersebut tidak mengeluarkan energi yang besar. Malah akan lebih besar lagi energi yang dikeluarkan jika membela diri dengan membuat drama-drama babak baru.

Agak lelah rasanya belakangan ini melihat berita mengenai Indonesia yang penuh dengan intrik.

Sulit bagi seorang anggota masyarakat biasa seperti saya, dan mungkin kompasianer yang saat ini sedang membaca tulisan saya, untuk mengubah pola pikir sebagian pengambil kebijakan yang haus akan kekuasaan.

Namun, menurut saya akan lebih baik jika kita memikirkan bagaimana keluarga kita? apakah keluarga kita telah juga penuh dengan drama-drama yang tak berkesudahan? harapan dari saya, kita semua dapat memperbaiki hari demi hari kehidupan keluarga kita masing-masing, agar tidak menjadi drama-drama yang tak berkesudahan. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan membudayakan kata maaf dan terima kasih dalam keluarga.

Terima kasih untuk pembaca yang sudah menyediakan waktu membaca tulisan saya ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline