Tak habis-habisnya salah satu dosen saya dulu mengingatkan buat para penerima beasiswa yang menggunakan uang rakyat.
"Sekedar mengingatkan, bahwa beasiswa yang mas dan mbak peroleh itu uang rakyat. "
Memang betul, penerima beasiswa tidak mudah mendapatkan beasiswa tersebut. Jika beasiswa diperoleh, sebaiknya hal yang perlu disadari bahwa penerima beasiswa itu hanya layak mendapatkan beasiswa secara administrasi saja. Inilah yang perlu disadari sebagai seseorang yang terdidik, bahwa ada kelayakan lainnya yang perlu dipahami ketika menerima beasiswa.
Kelayakan hidup selama menerima beasiswa, dan kelayakan hidup setelah menerima beasiswa.
Tidak bisa dipungkiri, kehidupan selama menerima beasiswa dapat dikalatakan layak. Terbukti dari banyaknya foto-foto "tur" yang beberapa waktu silam beredar di jejaring sosial. Lalu setelah lulus, kalian bertanya kembali... layakkah hidup saya dalam pengabdian?
Saya paham program pengabdian mungkin kurang layak bagi jiwa-jiwa yang punya standar hidup tinggi. Tapi bukankah sebagai seorang yang terdidik, seharusnya kalian sudah bisa membaca dan berhitung?
Uang siapa yang digunakan? Uang rakyat bukan?
Siapa yang berfoto-foto jalan-jalan dalam keadaan studi dalam program beasiswa? Orang terdidik bukan?
Siapa yang mangkir dari janji pengabdian kepada negara? -wah ini jawab sendiri saja lah...
Carut marut seperti ini sebenarnya perlu dibenahi dengan adanya "ketegasan"
Mungkin sebaiknya ijazah ditahan saja sampai pengabdian selesai...