Lihat ke Halaman Asli

Pamekasan Hebat

KIM PAMEKASAN HEBAT

MHM: Dari Tragedi Kuda Tuli hingga Kiat Sukses Berusaha

Diperbarui: 23 September 2022   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Capture dialog santai MHM dengan Cak Koes dari kanal youtube "Sakejjek Asareng Cak Koes"

Oleh: Abd. Aziz*
"Saya ini Banglades, Bangkalan Desa maksudnya. Tahun 1996 saya termasuk korban penyerangan 27 Juli". Begitu petikan pernyataan MHM seperti yang diunggah di kanal youtube Cak Koes pada 20 Juli 2022.

MHM adalah singkatan dari M Husni Mubarok. Ada yang memanggil dengan Husni, Bang Husni, dan ada juga yang memanggil dengan Bung Husni, begitu pemandu dialog di kanal youtube dengan tagline "Sakejjek Asareng Cak Koes" ini menjelaskan.

Dialog santai antara MHM dengan Cak Koes (Nama asli Kusyadi asal Trasak, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Madura) ini, seolah menggambarkan kedekatan persahabatan antara keduanya. Senyum dan tawa sesekali menghiasi momen dialog, apalagi digelar di tempat nongkrong yang oleh masyarakat Madura dikenal dengan sebutan 'ghanduk' atau 'gherdu' dan ada juga yang menyebut dengan 'langgher' atau 'khobhung'.

Dialog dengan MHM merupakan konten perdana. Tujuannya, untuk mengenal, sekaligus bersilaturrahmi secara daring di antara pengguna media sosial. Maklum, jarak yang jauh telah menjadi pembatas untuk bisa saling bertemu dan bertatap muka, sehingga melalui dialog di kanal youtube ini Cak Koes ingin agar sambungan kekerabatan dan kekeluargaan antar sesama perantau dari Madura tetap terjaga.

Mengenal MHM

M Husni Mubarok alias MHM (Sumber: Youtube "Sakejjek Asareng Cak Koes")

MHM atau M Husni Mubarok merupakan warga asal Modung, Bangkalan, Madura. Kini yang bersangkutan menekuni dunia politik di salah satu partai politik. Tidak menyebutkan dari partai apa, karena memang belum saatnya untuk disebutkan, katanya, seperti disampaikan dalam dialog itu. Entah, karena memang tidak mau, atau karena acaranya bukan acara politik, namun yang pasti MHM sangat memahami betul bahwa dialog kekeluargaan.Karena itu, kisah perjalanan hidupnya yang merantau ke Jakarta lebih banyak dijelaskan, termasuk pengalamannya saat bergabung dengan partai politik. Konon, pertama kali ia ke Jakarta pada akhir tahun 1992. Ketika itu, MHM tidak ada niatan untuk menjadi apapun. Ia datang ke Jakarta untuk berdagang. Tapi, tak lama setelah itu, Bang Husni bekerja di salah satu perusahaan kontraktor. Dari pekerjaan itu, ia pahan tentang dunia konstruksi.

"Kok bisa nyambung ke dunia politik?".

Berawal dari pertanyaan Cak Koes ini, MHM lalu bercerita banyak tentang pengalamannya mengapa ia bergabung dengan dunia politik.

Katanya, ada satu fase dimana sebelum dirinya masuk dunia politik, ia terlebih dahulu berdagang, lalu bekerja pada salah satu perusahaan kontraktor di Jakarta.

"Setelah lepas dari dunia kontraktor ini, saya melanglangbuana," katanya, menuturkan.

Pada tahun 1996 ada kejadian yang disebut tragedi kuda tuli. Kala itu, MHM bergabung dengan PDI, yakni partai politik kubu Megawati Soekarno Putri. Kenalan dengan 'Bu Mega' karena dia diajak temannya. Mas Yono namanya. Disitulah pertama kali saya mengenal dunia politik. Saya otodidak, bukan di bangku sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline