Ketika kita main hati dengan seseorang yang sudah menikah, upaya yang harus dilakukan menjadi seribu kali lebih sulit dan kompleks. Menjadi orang ketiga dalama hubungan seseorang tak pernah mudah dan tak akan mudah. Akan banyak mengalami ilusi akan romantisnya hubungan yang dijalin.
Tak tersadarilah bahwa:
"Apa pun yang dikhayalkan, jika jatuh cinta dengan orang yang sudah menikah kita hanya akan jadi nomer dua. Kita menjadi cadangan kalau yang pertama tidak berhasil. Jika kita tidak bermasalah dengan itu, tak mengapa, tetapi jangan membohongi diri sendiri,"
Mereka yang memilih mencintai pasangan orang lain, beranggapan bahwa Tuhan menakdirkan jalan hidupnya memang begitu, menerima apa yang sedang menjadi kisahnya. Namun, jika kita mau menelaah lebih dalam dan jujur pad hati kita, itu BUKAN TAKDIR TETAPI KESALAHAN.
Mengapa saya mengatakan bukan takdir? Sebuah hubungan dimulai dan dipertemukan oleh Tuhan, namun penentu pilihan adalah diri kita sendiri. Pengendali jiwa dan pikiran kita adalah diri sendiri.
Memang akan ada perbelaan, jatuh cinta itu tidak bisa dikendalikan, tidak bisa diprediksi. Saya, akan mengatakan itu hanyalah sebuah alasan belaka. Sebab pilihan ada didalam diri kita.
Mengapa banyak laki-laki melakukan perselingkuhan, mereka hanya butuh fantasi sex dan ada banyak alasan namun, poin utama mereka pria yang sudah menikah berselingkuh, kebanyakan menginginkan seks, memenuhi gairah, dan romantisme, tanpa komitmen.
Perselingkuhan menakutkan, sekaligus menggairahkan. Bila pernikahannya kandas, mungkin mengira ia akan segera lari ke pelukan kita, tapi faktanya tidaklah selalu demikian.
Setelah berstatus lajang lagi, akan banyak pertimbangan bila berjalan dengan pasangan selingkuhannya. Ada kemungkinan ia tak akan menganggap orang kedua tersebut tidaklah semenarik sebelumnya. Bisa jadi ia pun tidak ingin segera berkomitmen karena trauma dengan hubungan sebelumnya yang berakhir buruk.
Jadi, jangan pernah kita berharap banyak jika telah mengalami jatuh cinta pada pasangan orang lain.
Lebih menyedihkannya, jika menjadi orang ketiga berarti kita tidak dapat selalu mengandalkan dia saat menghadapi kesulitan atau sakit. Ketika sedih dan butuh teman pun tidak bisa seenaknya menelepon dan memintanya datang.