Lihat ke Halaman Asli

Pramestya

Mahasiswi Psikologi

Kesehatan Mental Bukan Hanya Soal Mengobati, tetapi Juga Mengoptimalkan Pengembangan Diri

Diperbarui: 14 Agustus 2021   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Psikoedukasi Kesehatan Mental (Dok. pribadi)

TEMANGGUNG (8/21) - KKN Undip Tim II telah selesai dilaksanakan. Pengabdian masyarakat ini dimulai sejak tanggal 30 Juni - 11 Agustus 2021. Masih sama seperti tahun sebelumnya, KKN ini dilakukan secara online atau di kampung halaman masing-masing mahasiswa untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Meskipun demikian, kegiatan tetap diusahakan untuk berjalan sistematis, mulai dari kegiatan survey sampai dengan pelaporan hasil.

Salah satu mahasiswi Fakultas Psikologi Undip, Pramestya Wahyu Ambangsari mengungkapkan gambaran program yang telah ia lakukan, "Saya membuat dua program. Semuanya mengenai pandemi dan kesehatan mental, dan saling berkesinambungan. Ini juga sebenarnya hasil diskusi dengan Pak Lurah. Beliau meminta saya untuk memberi motivasi kepada para remaja Banyuurip biar nggak melanggar 5M atau prokes. Karena itu saya coba pakai pendekatan paling dasar, dari mental health awareness dulu baru ke pandemic fatigue." ungkap Tya yang melaksanakan KKN di Kelurahan Banyuurip, Kecamatan Temanggung.

Dalam kedua program tersebut, ia memberikan psikoedukasi untuk meningkatkan kesehatan mental, menjaga mental di masa krisis seperti pandemi, dan mengeksplorasi kegiatan-kegiatan seru yang dapat dilakukan agar tidak membuat remaja mengalami pandemic fatigue.

"Program pertama udah dilaksanain sejak 11-25 Juli, sistemnya psikoedukasi lewat grup Whatsapp. Terus kalau yang kedua cuma satu hari, tanggal 1 Agustus karena bentuknya webinar. Lumayan banyak yang masuk grup, ada 25-an. Tapi kalau yang ikut webinar cuma tiga soalnya pada limit kuota, kalau dipaksa juga kasihan kan. Akhirnya di-share lagi ke grup materinya." jelasnya setelah menyelesaikan seluruh program KKN.

Di pertengahan kegiatan, ia menyadari kalau remaja memiliki masalah yang lebih serius mengenai mental daripada mengenai pandemic fatigue, yaitu mengenai pembelajaran jarak jauh. Karena itu ia mengubah isi materi psikoedukasinya agar sesuai dengan kebutuhan remaja. Setelah melaksanakan kegiatan KKN, ia berharap setidaknya output dari KKN dapat dimanfaatkan para remaja untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan mentalnya. Sehingga nanti mereka dapat terus berkembang optimal meski di situasi pandemi. (pwa)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline