Sayang. . .
Lihatlah, sore ini langit kembali menderaikan hujan. . .
Rasakan. . .
tiupan angin yang mengalunkan tembang alam. . .
Masih tak terjemahkan. .
Dengarlah. . .
Tawa bocah-bocah yang bercanda di dalamnya. . .
Merenda cerita kanak-kanak mereka. . .
Sayang. . .
Apakah untuk saat ini masih kau percayai dongeng masa kecil kita?
Masihkah bisa kau senandungkan nyanyi tentangnya. . . ?
Tentang hujan. . .
Tentang kita. . .
Sayang. . .
Bagimu hujan ini tak lebih dari rutinitas alam yang biasa. . .
Kadang kau maki dengan sukarela. . .
Tapi bagiku, hujan ini istimewa. . .
Kenapa?
Karena melalui hujan itu, aku bisa seutuhnya memilikimu. . .
*uphyluphyos*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H