Ada pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya sifat, tingkah laku, dan kebiasaan orang tua akan diikuti oleh anaknya. Karena itu, pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak (Parenting) menjadi sangat penting.
Mungkin banyak yang belum mengetahui bagaimana cara Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menerapkan pola asuh kepada anak-anaknya sehingga semua anak-anak beliau menjadi orang sukses dan berhasil tanpa bantuan Ordal (Orang Dalam).
Royhan Akbar, anak bungsu Mahfud bercerita tentang bagaimana ayahnya berperan menjadi seorang role model di keluarga. menurut Ican, begitu biasanya dia dipanggil, Mahfud fokus pada nilai-nilai keagamaan, moral, dan integritas.
"Kita selalu bilang, beliau ini adalah kitab berjalan kami di rumah. Dengan melihat sikap dan gerak-geriknya, kami langsung meneladani beliau" ujar dia.
Lebih dari sekadar sebagai seorang pencari nafkah dan pelindung keluarga, peran Mahfud sebagai seorang ayah di dalam keluarga sangat krusial. Ia pun digambarkan sebagai seorang pemandu prinsip, penyiap, dan teman bermain bagi anak-anaknya.
Dalam pandangan Ican, Mahfud selalu berpesan kepada anak-anaknya, agar tidak menghalalkan segala cara, jika ingin meraih sesuatu.
"Dalam kontestasi itu, Bapak selalu berpesan agar kita tak memburu jabatan, tapi menjadikan konstestasi itu sebagai sunatullah," papar Ican.
Lain lagi cerita yang dialami oleh Vina Amalia, anak kedua Mahfud. Sebagai seorang pejabat negara, Mahfud melarang anak-anaknya untuk menceritakan siapa ayahnya ke publik. Akhirnya, Vina malah dianggap berasal dari keluarga tidak mampu.
Ada cerita menarik semasa Vina kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Salah seorang dosen bernama Pak Chairul sering membagikan susu dan pisang kepada Vina.
Padahal, saat itu ia menempati posisi sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Ketika Vina Amalia wisuda, para dosen juga tidak mengetahui jika Vina adalah anak Mahfud.