Lihat ke Halaman Asli

Palti West

TERVERIFIKASI

Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest

Lagi, PON Asal Jadi

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Besok Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau resmi dibuka. Pembukaan sendiri memang sengaja diundur supaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa membuka PON secara langsung. Meski begitu, PON telah memulai pertandingan di beberapa cabang, bahkan sudah banyak medali yang dipersembahkan. Tetapi PON ini tetaplah akan dikenang sebagai PON asal jadi.

Selain pembangunan arenanya yang semrawut, fasilitas pendukung seadanya, ternyata hanya 6 dari 54 arena PON Riau yang punya kelaikan untuk dioperasikan. Hal ini dikatakan Direktur Lembaga Hukum dan Advokasi Lumbung Informasi Riau (LHA LIRa) Desmaniar.

"Selebihnya belum bisa dinyatakan laik karena belum ada sertifikasi laik operasi atau SLO terkait instalasi tenaga listrik yang telah dioperasikan," kata Desmaniar di Pekanbaru, Senin (10/9/2012) (kompas.com).

Keenam arena yang laik itu adalah arena senam, anggar, atletik, bulu tangkis, bola voli indor dan arena pertandingan gulat. Parahnya Stadion Utama Riau yang akan difungsikan sebagai lokasi pembukaan PON XVIII hingga tanggal 9 September belum memiliki SLO hingga sebenarnya masih belum laik fungsional.

"Hal demikian merupakan suatu tindak pelanggaran hukum baik terkait undang-undang perlindungan konsumen maupun terkait ketenagalistrikan," katanya.

Bagaimana mau punya SLO jika arena siap dalam waktu yang mepet? Bisa-bisa semua arena diputuskan belum bisa dipakai. Keterlambatan dalam hal membangun arena ini memang menjadi masalah terberat dari PON Riau. Setiap arena yang asal jadi akan membuat pertandingan menjadi tidak aman untuk dilakukan. Lalu bagaimana tanggapan pemerintah?

Humas PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) Sarno menyatakan hal itu bukan kewenangan pihaknya melainkan pemerintah daerah selaku pemilik bangunan.

"Tugas kami hanya pemasangan jaringan dari tiang ke lokasi arena. Sementara untuk instalasi dalam gedung merupakan kewajiban pemiliknya dan tentu harus ada uji atau sertifikasi kelaikan," katanya.

Humas Pemerintah Provinsi Riau, Chairul Rizki mengaku tidak tahu menahu soal tersebut dan diharapkan semua pihak dapat mendukung kelancaran PON Riau.

"Kalau mencari kesalahan terus menerus pasti akan banyak kesalahan. Tapi cobalah untuk berfikir positif agar PON di Riau dapat berjalan lancar dan sukses," katanya.

Bagaimana mau berpikir positif jika ternyata penyelenggaran PON menjadi seperti ini? Apakah keamanan dan kenyamanan arena tidak penting? Ataukah yang paling penting sekarang adalah arena bisa dipakai dan PON bisa diselesaikan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline