Perjuangan melawan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia memang sangat memprihatinkan. Banyak orang hilang, mati dan dimatikan, yang tidak jelas hukumannya. Aktor intelektual atau pelaku lapangan dalam beberapa kasus HAM sampai saat ini belum juga berhasil diselesaikan. Ironisnya, pemerintah kita malah punya perhatian besar pada kasus HAM di luar negeri, seperti Palestina dan Rohingya.
Setiap tahun keluarga para korban pelanggaran HAM selalu berdemo meminta keadilan, tetapi tidak ada respon apapun dari pemerintah. Seruan dan tangisan keluarga para korban tak juga dapat kepastian dan komitmen dari pemerintah. Ketidakpedulian pemerintah terhadap HAM di dalam negeri semakin diperparah dengan belum terbentuknya komisioner Komnas HAM yang baru, padahal waktu pergantian komisioner telah lewat.
Melihat gelagat ketidakseriusan pemerintah terhadap kasus HAM di Indonesia, para aktivis tidak tinggal diam. puluhan aktivis yang dikoordinir oleh Institute Study and Development (Inside) Cianjur dan Dewan Kota Cianjur menggelar aksi dengan mengganti nama Jalan Pasir Gede Raya di kota mereka menjadi Jalan Munir SH. Hal ini dilakukan untuk memperingati delapan tahun meninggalnya aktivis HAM Munir.
"Ini tidak hanya penghormatan untuk Cak Munir, tapi juga penanda agar masyarakat tidak melupakan kasus pembunuhannya,” kata Yusef Somantri, Direktur Inside Cianjur, pada Jumat, 7 September 2012 (tempointeraktif.com).
"Pembunuh Munir harus segera diseret ke meja hijau seperti janji Presiden SBY delapan tahun lalu," ujar Yusef lagi.
Semoga pergantian nama jalan ini menjadi pengingat kepada pemerintah agar serius menyelesaikan kasus Munir dan kasus HAM lainnya. Jangan sampai publik mencap pemerintah hanya peduli pada isu internasional dan tidak peduli pada isu nasional.
Salam.