Peraturan perhukuman kita sangat aneh dan berbelit-belit. Dari berita yang saya kutip dari Metrotvnews.com Jaksa senior Cirus Sinaga masih belum ditahan meski sudah tiga kali diperiksa terkait kasus mafia hukum perkara korupsi Gayus Halomoan Tambunan. Terakhir, Kamis (10/3), Cirus diperiksa secara maraton di ruang Bareskrim Mabes Polri mulai pukul 20.00 sampai Jumat dini hari. Cirus didampingi pengacaranya, Tumbur Simanjuntak, keluar dari ruang pemeriksaan sekitar pukul 01.20 WIB. Cirus tampak lelah dan, seperti biasa, masih tetap pelit bicara. Dia hanya menggeleng dan menjawab seperlunya pertanyaan wartawan. "Saya lelah," Cirus terlihat
gontai. Tumbur yang lebih banyak bicara. Menurut Tumbur, kliennya dicecar 44 pertanyaan. Namun tak satu pun pertanyaan menyentuh pokok materi dua perkara yang dituduhkan kepada kliennya.
Hal ini sedikit aneh karena sudah begitu lamanya Cirus diperiksa pertanyaan tidak ada yang menyentuh pokok materi perkara. Padahal Cirus sudah diperiksa sebanyak 3 kali oleh Polri.
"Tidak ada masalah uang yang ditanyakan dan rentut (rencana penuntutan- Red). Pemeriksaannya masih tentang prosedur penelitian perkara," tambah Tumbur. Tumbur yakin, kliennya bakal lolos dari jerat pidana. Karena, kata dia, "Kasus ini tak bisa dipidanakan. Kalau ada kekeliruan (soal penyusunan prosedur penelitian perkara) itu bukan pidana."
Keyakinan sang pengacara tentu tidak mengada-ada. Karena apa yang dituduhkan oleh Polri terlalu ringan dan ada indikasi sekedar mengurangi tekanan terhadap Polri. Seharusnya Cirus harus diperiksa adanya dugaan terlibat dalam kasus Gayus. Padahal jika kita melihat kasus century orang yang tidak menikmati uang korupsi namun hanya menjalankan perintah atasan dituntut hukuman penjara 10 tahun. Saya sekali lagi hanya berani menduga dalam kasus ini ada sebuah permainan yang jalan akhirnya bisa kita tebak. Cirus tidak akan ditahan. Saya menduga sekali lagi hal ini ada sangkut pautnya dengan kasus antasari.
Inilah dunia hukum kita yang penuh dengan ketidakpastian. Hukum yang sudah tercampur dalam permainan politik hanya akan membuat hukum menjadi ambigu.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H