Kalau kita melihat Injil, amat sangat jelas sekali apa yang diajarkan Yesus tentang perkawinan. perkawinan adalah hal yang mulia, hal yang kudus. Dalam perkawinan bukan hanya kasih sayang antara MP dan MW, tetapi Tuhan juga berkehendak seperti yang telah ditanamkan Tuhan dalam hati kalian. maka memang Jatuh Cinta itu bukan masalah manusiawi belaka, ada unsur Ilahi yang muncul di situ. Seringkali dalam pernikahan itu ada hal yang lucu, prianya ganteng perempuannya, Ya Allah, atau begitu sebaliknya, perempuanya cantik tapi prianya, minta ampun. Kok mau begitu ya, tetapi waktu saya tanya, "Mas kok mau dengan dia sih? Pater sesungguhnya tidak melihat apa yang saya lihat? itu kan kalau bukan Tuhan yang bekerja, tidak mungkin chemistry itu terjadi antara MP & MW."
Maka Yesus di sini menggaungkan hal yang amat sangat dasar, 'Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia'. jadi perkawinan itu bukan masalah perasaan, perkawinan itu masalah apa? Komitmen. masalah kesetiaan. Maka di dalam gereja Katolik, perkawinan bukan masalah dua orang, tetapi masalah tiga pribadi, suami-istri-Tuhan, maka pada saat suami menghianati istrimu, saat yang sama pula kau mengkhianati Tuhan. jadi jangan macem-macem, MP kalo kalo menghianati istri, sehingga sehebat apapun doamu dihadapan Tuhan, Tuhan dikatakan prettttt doa kamu tidak berguna?
Jangan sampai terjadi didalam kehidupan suami dan istri terjadi kecurangan yang terselubung. Mulai ada PIL & WILL (tau ap aitu pil dan will?). ini kalian menghianati istri atau suami bahkan menghianati Tuhan dalam hidup perkawinan kalian. Jika hal itu terjadi berarti nantinya kita menjadi yudas-yudis baru dalam hidup perkawinan.
Karena di dalam gereja Katolik, kehadiran Allah nyata lewat diri pasangan. Dan yang menarik pun ini, di dalam kitab Perjanjian Lama, seorang laki-laki meninggalkan keluarganya, ingat keluarga itu adalah hal yang berharga, berharga banget, berani ditinggalkan berarti apa? Berarti MW......... lebih berharga dari Bapa & Mamah kamu, ya tidak juga, jadi saya tidak mau mengatakan demikian, tetapi apa yang saya mau katakan, berarti memang ini sebuah sejarah kehidupan yang harus terjadi. Keluargaku berharga, maka aku akan membangun keluarga bersama pasangannya, aku akan membangun keluarga, seperti aku telah rasakan, cintaku, kasihku, keamanan dan kenyamananku dalam keluarga, maka akan aku bangun bersama MW............, itulah perkawinan.
Sehingga, bagaimana perkawinan itu dibangun bagus. Dalam bacaan pertama ini, bacaan yang khas Paulus, Paulus mengatakan, "kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran."
Ingat, kenakan berarti kalau mengenakan itu sesuatu yang tidak otomatis ada dalam diri kita. Kemurahan hati, kelembutan, kesabaran itu bukan sesuatu yang langsung lahir. Sehingga pada saat pacaran, kalian mungkin antara satu dengan yang lain belum menemukan kelemahan dan kekurangan pasangan, sehingga pada saat menikah, barulah kalian menemukan ketidaksempurnaan dalam diri pasangan masing-masing, nah jangan pernah menolah atau lari dan mencari kesempurnaan di tempat lain, supaya kita tau tidak ada kesempurnaan yang sejati didunia. Kesempuraan adalah proses. Jadi kalau tidak sempurna pasangamu, bekerja samalah untuk saling menyempurnakan.
Saya ada pertanyaan sederhana untuk MP & MW......Apa sih yang kamu cari ketika menikah dengan istri-Mu? Dalam perkawinan bukan kebahagiaan yang dicari, kalau perkawinan cari Bahagia, nanti kalau tidak bahagia boleh lepas dong. Nah inilah pemahaman yang salah. Ingat, dalam perkawinan bukan kebahagiaan yang dicari, melainkan dalam perkawinan adalah kesejahteraan pasanganku.
Jadi dalam perkawinan yang menjadi nomor satu. Not "I'm happy now, not myself." Tetapi How can I make her happy? Suami harus tau apa yang istri butuhkan. Atau sebaliknya istri harus tahu apa yang suami butuhkan. Jadi inilah kasih, bukan hanya terjadi waktu pacarana, kalian saling memenuhi kebutuhan tetapi sampai tahap pernikahan. Ini seringkali terjadi waktu pacaran, "laki-laki/ Perempuan mencari tahu semua apa yang dia sukai, (membuat kejutan-kejutan), kadang-kadang sebelum menikah di saying-sayang, tetapi setelah menikah barulah ketahuan aslinya.
Sebelum menikah/ waktu pacaran, dalam hidup mereka berdua hanya ada kebun bunga (engkaulah melatiku, engkaulah mawarku, mungkin kita ingat lagu Clan B, engkaulah bunga dan akulah kumbangnya, yamng senantiasa mencari sari bunga, oh baby tetaplah kau di sarang hatiku, janganlah kau pergi tinggalkan aku) tetapi setelah menikah, bukanlagi kebun bunga, tetapi yang ada hanya kebun Binatang, mulai sudah istri teriak suami anjing kau, suami balasa babi kau, istri lebih lagi kambing kau, suami balas lagi monyet kau, sapi kau, ayam kau) Tidak seperti itu! di dalam perkawinan kalian harus belajar untuk melihat, kalau bukan saya, siapa yang akan membahagiakan dia, membahagiakan suami/ atau istri.
saya baru baca beberapa minggu yang lalu, dari seorang yang ahli banget tentang ilmu perkawinan. Dia dikonseling banyak, dia mengatakan 90% perkawinan gagal karena apa? Karena tidak bisa mengampuni, karena tidak bisa memaafkan.
Jadi, Bapak Paus Fransiskus mengatakan hal yang sama, perkawinan hanya bisa bertahan kalau kamu bisa mengampuni pasangan, bukan mengampuni karena dia layak diampuni tidak. MW........ kadang-kadang MP..........juga membuat engkau pusing, apakah layak diampuni? Bukan seperti itu, saya ada pertanyaan sederhana untuk kalian berdua lagi, mengapa Allah menciptakan Perempuan itu dari tulang rusuk laki-laki? Kenapa tidak dari tulang kepala atau dari tulang kaki? Mengapa harus dari tulang rusuk? Alasanya supaya sama derajadnya, supaya istri tidak berkuasa atas suami jika diciptakan dari tlang kepala, atau supaya tidak di injak-injak oleh laki-laki, jika istri diciptakan dari tulang kaki, tetapi dari tulang rusuk supaya sama derajad dan posisinya masing-masing. Jadi saling hormatilah satu dengan yang lain, saling memaafkan dan saling mensejahterakan satu dgn yang lain.