Tidak mengherankan ketika Messi adalah orang paling disorot usai laga Paris Saint-Germain (PSG) melawan Lille pada lanjutan Ligue 1, Minggu (19/2/2023) kemarin. Gol Messi di menit akhir menjadi penentu kemenangan PSG pada laga itu.
Selebrasi-selebrasi atas gol tersebut berseliweran di media sosial, baik itu selebrasi para pemain PSG, Antonella Roccuzzo-istri Messi, Pelatih PSG Christophe Galtier, official tim dan para suporter. Namun ada yang patut disorot pada selebrasi itu, yaitu Pelatih PSG Christophe Galtier. Selebrasinya agak tak biasa. Dia berlari dengan cukup emosional dan berkerumun bersama para pemain.
Ekspresi itu seakan menunjukkan bahwa ada keresahan yang terpendam cukup lama di dirinya. Bahkan, lebih dari keresahan, kekhawatiran atau ketakutan lebih tepatnya. Jelas ini cukup beralasan karena memang performa PSG sedang tidak baik-baik saja.
Sebelum laga ini, PSG kalah 3 kali secara beruntun, masing-masing melawan Marseille dengan skor 1-2, kemudian melawan Monaco dengan skor 1-3 dan terakhir kontra Bayern Munich di babak perdelapan final Liga Champions dengan skor 0-1.
Tak hanya bicara skor, namun dalam hal efektivitas permainan, PSG pun kalah dari lawan-lawannya. Melawan Marseille, shots on target pun PSG kalah jauh, yakni 8 berbanding 3. Begitu juga corner kicks, 6 berbanding 1. Padahal saat itu PSG masih diperkuat skuad lengkap, hanya minus Mbappe yang cedera.
Lanjut pertandingan melawan Monaco, yang saat itu mereka tidak diperkuat Messi, Mbappe dan Veratti, PSG juga kalah jauh dalam shots on target, yakni 9 berbanding 2 serta kalah corner kicks, 3 berbanding 2.
Pun begitu saat melawan Bayern Munich, PSG kalah shots on target dan corner kicks, dimana mereka diperkuat skuad lengkap dengan Trio MMN (Messi, Mbappe, Neymar), walau Mbappe baru masuk menggantikan Carlos Soler di menit 57.
Data dan statistik tersebut jelas menunjukkan bahwa anak asuh Christophe Galtier sedang di bawah performa. Bukan hanya karena cedera yang menghantui para pilarnya, namun memang efektivitas lini per lini pun tampak tak 'bergigi'.
Tentu saja ini adalah kekhawatiran bagi sang pelatih. Sejak menangani PSG pada 5 Juli 2022 lalu menggantikan Mauricio Pochettino, ini adalah pertama kalinya PSG kalah 3 kali secara beruntun. Tentu ini adalah rekor buruk yang mengancam kursi kepelatihannya di klub ibukota Prancis itu.
Apalagi, posisi pelatih PSG sudah menjadi perbincangan hangat awak media. Bahkan nama Zinedine Zidane santer dikabarkan bakal mengisi kursi kepelatihan PSG.
Jadi, tak heran ketika melihat ekspresi Galtier sangat emosional usai gol Messi tersebut, hal yang jarang terjadi pada kemenangan demi kemenangan yang diraih PSG.