Lihat ke Halaman Asli

Tahun Sial (?)

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BANYAK yang mengaitkan angka 13 dengan kesialan. Tentu saja ini sebuah kebodohan. Tak semua yang duduk di kursi no 13 pesawat atau kereta api mengalami kecelakaan. Tak semua pasangan yang menikah di tanggal 13 akan berakhir sial. Tak semua orang sial sepanjang tahun di usianya yang ke-13.

Sayangnya, kebodohan ini masih terus diwariskan dan dilestarikan. Masih banyak yang memegang teguh keyakinan bodoh ini di era teknologi informasi ini. Termasuk, yang menganggap tahun 2013 ini akan dipenuhi banyak kesialan.

Prasangka yang diyakini kebenarannya ini tentu menjadi semacam doa. Maka kalau anda merasa bahwa tahun 2013 ini akan dipenuhi kesialan, siap-siaplah untuk menerima kesialan sesungguhnya selama setahun ini. Sebab, prasangka anda akan menjadi semacam doa. Dan Tuhan yang Maha Pemurah akan mengabulkan doa anda...

Tetapi tunggu dulu, bagi anda yang punya keyakinan bahwa tahun 2013 akan penuh kesialan, jangan dulu bersorak. Sebab, tahun ini memang potensial penuh kesialan, terutama bagi bangsaIndonesia. Bukan karena angka 13-nya, tetapi karena 14-nya. Maksudnya?

Di tahun 2014, bangsa Indonesia akan punya gawe besar. Pileg dan Pilpres. Inilah yang memicu potensi "kesialan" bagi rakyat Indonesia di tahun 2013.

Di tahun 2013 ini, semua yang berkepentingan dengan gawe besar 2014 tadi akan berlaku seperti sopir angkot mengejar setoran. Ngebut, salip kanan kiri, kalau perlu srudak sruduk juga tak jadi soal.

Para pembantu Presiden akan mulai berhitung soal loyalitas. Akan loyal kepada partainya atau bertahan loyal kepada Presiden yang akan lengser 2014? Yang bukan dari parpol akan mulai lirak-lirik, mana parpol yang bisa dijadikan tempat bergantung.

Antar parpol sendiri akan makin tajam memperhitungkan kekuatan masing-masing. Peluang berkoalisi atau bertarung berhadapan terus ditimbang-timbang.

Di internal partai-partai pun terjadi hal serupa. Antar elitenya mulai saling sikut, berebut posisi strategis.

Dalam situasi ini, antar partai dan di internal partai-partai mulai saling menggoyang integritas lawan. Maka bermunculanlah skandal-skandal korupsi yang melibatkan para elite. Bukan baru terjadi sebetulnya, tetapi baru terungkap. Tepatnya, baru diungkap. Sengaja disimpan untuk diungkap di saat yang tepat.

Bakal makin ramai, karena masing-masing pihak menyimpan kartu mati pihak lawan. Makin ramai juga lantaran hampir semua partai punya aib yang sama. Partai yang berkuasa akan makin kencang digoyang. Bukan semata karena semua ingin merebut posisinya, tetapi juga lantaran tabungan masalahnya pun seabrek gara-gara polah para elitenya yang tak tahan godaan kekuasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline