Bila pagi dan sore hari
kotamu sibuk dengan bising
geliat modernitas.
asap mengepul lahir dari aspal aspal tengik dan resahnya trotoar tua. Jalanan semakin jalang saja. sementara di desamu, petani tidak kekurangan sawah untuk digarap.
kota, tentu saja masih merias dirinya menjadi sorga.
sementara gelandangan
terseok di comberan dekat pembakaran sampah.
kriminalitas disulap dalam angka dan statistik.
Di bantaran sungai, subaltern digeser dari peta peta kekinian.
pasar dibongkar, dengan dalih terbakar. Kapitalis
melenggok di catwalk,
sambil menuang air kali di mulut-mulut kemiskinan berkalikali.
wajah kotamu, semakin asyik
saja. ada sorga yang terserak
di eksotis crowdednya.
kembalilah ke desa. bila
kamu jenuh di sorga.
udara segar dan erangan jangkrik
masih kusisakan
di antara rindu pada desah kampung halaman.
7 Feb 2015 15:26:19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H