Lihat ke Halaman Asli

Pria itu Meminang Istriku

Diperbarui: 16 Oktober 2018   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Segelas teh yang telah dingin itu menemani Mukarim pagi itu. Ia nampak gelisah. Beberapa kali lelaki itu berdiri. Mondar-mandir di teras. Ia teguk teh yang tinggal ampasnya itu. Lalu merancau.

Setengah jam yang lalu, seorang pria dengan tampilan necis mendatanginya. Dengan percaya diri dan ketenangan luar biasa, bilang jika ia akan menikahi istrinya, Darsih. Ia tersenyum. Tak lupa menjabat hangat tangan Mukarrim.

Entah kenapa, Mukarrim tiba-tiba tidak berdaya. Tidak menempeleng atau meludahi lelaki kurang ajar dihadapannya itu. Ia malah menerima jabat tangan itu. Dengan sopan pula, menyuruh tamunya duduk. Secepatnya ia ke dalam, keluar membawa minuman dingin.

Mukarrim juga kehilangan suaranya. Apa yang mau ia omongkan, tiba-tiba lenyap. Sementara tamunya itu, terus nyerocos. Ia bahkan siap mendanai perceraian antara dirinya dan istrinya.

"Pokoknya, semua biaya ini itu. Saya tanggung. Anda tenang saja. "

Kira-kira lima belas menit, tamunya pamit pulang. Ia bilang jika senang sekali bertemu dengannya. Ia sekali lagi berharap, akan bisa segera menikahi Darsih.

Mukarrim duduk sambil memijiti keningnya. Ia kembali menyeruput gelas teh yang kini kosong melompong itu. Sementara di kejauhan, istrinya, Darsih, dengan menggendong anaknya  telah pulang dari pasar.

"Saya akan menceraikan kamu" ujar Mukarrim mantap, tepat ketika Darsih menyuguhkan sebungkus rokok lengkap dengan koreknya.

--

Setelah dua porsi - 16/10




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline