Lihat ke Halaman Asli

Hasil Diskusi Tiga Pemerhati PLH Sekolah

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hasil diskusi yang tertuang disini boleh jadi sangat jauh dari definisi pendidikan lingkungan hidup sebenarnya. Hanya saja, sebagai pendidik lingkungan, kami ingin berbagi pengalaman mendidik lingkungan hidup kepada para siswa. Sekedar sharing mengenai definisi pendidikan lingkungan hidup secara sederhana.

Adalah saya sendiri, Wildan Novebiyatno, dan Andal Yakinudin yang melakukan diskusi ringan beberapa waktu lalu. Saya, terlibat dalam jejaring komunitas lingkungan se-Bogor. Wildan, mahasiswa senior Pramuka IPB yang malang - melintang dalam pengelolaan lingkungan sekolah di Subang. Andal, aktif mengawasi sejumlah SMA di Kota Tangerang dalam penerapan Sekolah Adiwiyata.

Kami mengelompokkan empat hal utama dalam PLH di Sekolah:


  1. Pengurangan dan pengelolaan sampah; yakni membudayakan pengurangan sampah, memisahkan sampah organik-anorganik, dan memanfaatkan sampah sebagai bahan baku pupuk padat dan cair.
  2. Penghematan energi dan air; yakni kebijakan sekolah untuk menghemat listrik dan air, melalui penggunaan lampu hemat listrik, menggunakan sistem saluran air hemat energi, dan membudayakan penghematan air dan listrik kepada warga sekolah.
  3. Penghijauan; yakni usaha untuk menghijaukan sekolah, misalnya menyediakan tanaman obat keluarga (Toga), menanam tumbuhan endemik lokal didalam sekolah, serta menerapkan inovasi berkebun lainnya (misal: verticulture atau memanfaatkan botol plastik sebagai pot).
  4. Pengurangan emisi udara; yakni secara aktif mengajak pendidik dan peserta didik untuk mengurangi emisi, misalnya menggunakan angkutan umum, berboncengan, ataupun menggunakan knalpot ramah lingkungan.


Pada implementasi di sekolah, kami merasakan kemudahan dengan lebih memprioritaskan generasi yang lebih muda. Siswa kelas satu dan dua di SD, kelas tujuh di SMP, dan kelas sepuluh di SMA cenderung lebih antusias menerapkan budaya baru. Selain itu, perlu pendampingan berkala agar kepedulian lingkungan hidup mengakar dan berkembang selamanya. Kami merayakan hari lingkungan, mengunjungi sekolah yang unggul dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan memberikan award kepada siswa yang aktif mengajak kawannya untuk peduli.

Mari ajak Anak Indonesia untuk mulai Peduli.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline