Lihat ke Halaman Asli

Didik Purwanto

Tech Buzz Socialist

Jadi Petani Kopi, Untungkah?

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto 1 nescafe

Setiap pekerjaan pasti ada keuntungan dan risikonya. Tak terkecuali bagi petani kopi.

Saat ini, Indonesia masih menempati peringkat ketiga terbesar di dunia dari segi hasil produksi kopi sekitar 657 ribu ton. Namun bila tidak dipertahankan, produksi kopi domestik akan tertinggal dengan negara lain.

Apalagi hasil produksi kita masih tertinggal dengan Vietnam sekitar 1,32 juta ton dan Brasil sekitar 3,049 juta ton tahun lalu.

Di bawah Indonesia, Kolombia mengontribusikan sekitar 480 ribu ton dan Ethiopia sekitar 390 ribu ton tahun lalu.

Brasil sudah menekuni bisnis kopi sejak 150 tahun lalu. Kopi Brasil dikenal berkualitas tinggi, murni, dan diklaim terbaik dari alam. Begitu juga dengan Vietnam yang baru dikenalkan kopi dari orang-orang Prancis selama kolonialisasi pada 1857.

Namun apakah petani kopi di Indonesia saat ini sejahtera?

Factory Manager Nestle Lampung Budi Utomo mengatakan, produktivitas kopi dari petani tradisional di Indonesia hanya 700 ribu kilogram per hektare. Namun di ladang Edu Farm milik Nestle di Lampung bisa mencapai 1,2 juta ton.

Edu farm merupakan kebun percontohan kopi yang menjadi bagian program Creating Share Value (CSV) Nestle dan dikenal dengan program Nescafe Plan.

foto 3 nescafe

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline