Lihat ke Halaman Asli

Sungkowo

TERVERIFIKASI

guru

Dear Guru, Waspada Mungkin Ada Siswa ADHD di Ruang Belajar!

Diperbarui: 28 Oktober 2024   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Siswa sedang mengerjakan tugas di salah satu kelas di SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, 23/10/2024. (Dokumentasi pribadi)

Saat saya membaca artikel di Kompas.id tentang attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) atau yang disebut gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, saya menemukan fakta yang mengagetkan. Sebab, ADHD ternyata juga dialami oleh masyarakat Amerika Serikat (AS) yang tergolong masyarakat dalam kategori negara maju.

Bahkan, ditengarai jumlah orang yang mengalami gangguan ini meningkat. Selain itu, persebarannya juga meluas. Tak dialami oleh anak-anak saja, tapi dialami juga oleh orang dewasa.

Bahwa pengetahuan tentang ADHD yang hanya dialami oleh anak-anak, ternyata salah satu siswa saya mengetahuinya. Sebab, saat saya menceritakan hasil saya membaca di depan kelasnya mengenai ADHD yang bisa dialami oleh orang dewasa, ia terkejut.

"Lho, Pak, itu bukannya dialami oleh anak-anak?" ungkapnya. Saya tak langsung menanggapi ungkapan termaksud. Tapi, merenungkan ungkapan ini sesaat. Baru kemudian saya menanggapi bahwa memang benar ADHD itu dialami oleh anak-anak.

Saya berpikir bahwa siswa saya yang ini sedikit banyak sudah mengetahui ADHD. Sekalipun saat kali pertama saya menyampaikan kepanjangan ADHD, ia masih berpikir-pikir. Tapi, akhirnya ia berucap, "gangguan mental, ya Pak."

Sekalipun ucapan ini belum seutuhnya benar, saya berkesimpulan bahwa setidak-tidaknya orangtua, atau mungkin saudara atau kerabatnya, pernah menceritakan tentang ADHD. Dan, tentu saat berlangsung penceritaan termaksud, ia berada di dalamnya.

Maka, siswa yang masih Kelas VII ini --di sekolah tempat saya mengajar-- yang sudah mengetahui hal ini, sekalipun belum utuh, saya kira sudah sangat bagus. Sebab, sekurang-kurangnya lingkungan tempat ia berada telah menciptakan ruang belajar yang bermakna bagi dirinya.

Selama saya menceritakan hasil membaca tentang ADHD ini, sebetulnya saya ingin mendapatkan lagi siswa yang seperti dirinya. Mengetahui perihal ini. Tapi, tak menemukan. Hanya dia sepertinya yang agak "ngeklik" dengan penceritaan perihal ADHD ini.

Dan, kenyataan ini ternyata agak berbanding lurus dengan teman-teman guru. Sebab, sebagian besar teman guru juga belum mengetahui hal ini.

ADHD dengan demikian sebagai perihal yang belum populer, setidak-tidaknya di sekolah tempat saya mengajar. Seperti halnya saya pun baru mengetahuinya setelah membaca artikel termaksud.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline