Lihat ke Halaman Asli

Sungkowo

TERVERIFIKASI

guru

Anak Takut di Tempat Lain, Ini Kiatnya

Diperbarui: 21 Juni 2024   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-- anak takut. (Freepik via kids.grid.id)

Berada di tempat lain, yang kali pertama bagi sebagian orang dapat menimbulkan rasa terganggu. Baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Hanya, anak-anak sepertinya yang lebih mendominasi. Artinya, lebih banyak anak yang mengalaminya ketimbang yang dewasa. Karena, daya pengaruh dalam kelompok anak lebih masif. Satu anak merasa terganggu, misalnya, anak yang lain terbawa perasaan (menjadi) terganggu.

Terganggu dalam konteks ini lebih banyak dikaitkan dengan hal-hal yang ada di luar nalar. Sehingga, terhadap yang merasa terganggu, kita tak mudah membawa perasaannya kembali seperti semula.

Keadaan semula nyaman. Merasa tak terganggu. Perasaannya tenang, bahkan cenderung bahagia dan sukacita. Ketika anak betah di rumah, tak ingin keluar, ini tandanya anak termaksud merasa nyaman di rumah.

Tapi, ketika anak selalu menghindari berada di rumah, sebaliknya selalu ingin keluar rumah, berarti anak yang bersangkutan merasa kurang atau tak nyaman berada di rumah.

Kurang merasa nyamannya di rumah dengan kurang merasa nyamannya di tempat yang baru sudah pasti berbeda. Kalau yang berada di rumah sangat mungkin disebabkan oleh relasi antaranggota keluarga yang kurang manis.

Sementara itu, kalau yang berada di tempat lain sangat mungkin disebabkan oleh kondisi dan suasana lingkungan yang oleh sebagian orang disebutnya "ngeri".

Ketika malam yang seharusnya beristirahat, karena dirasakan "ngeri" ini, yang terjadi kemudian adalah anak merasa terganggu. Tak nyaman. Perasaan selalu dikerumuni oleh aura yang negatif.

Kondisi ini yang kemudian, di kalangan anak-anak, ternyata cepat tersebar secara masif. Sekalipun awalnya hanya terjadi di satu tempat, dalam hitungan menit bahkan detik, telah menyebar ke tempat lain yang tentu saja dalam satu lokasi.

Akhirnya, banyak anak yang merasa terganggu. Perasaan yang demikian umumnya diekspresikan secara verbal dan motorik. Karenanya, mereka tak mungkin dapat tidur sekalipun disuruh berulang-ulang untuk tidur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline