Lihat ke Halaman Asli

Sungkowo

TERVERIFIKASI

guru

Pentingnya Mendiskusikan Kasus (Sederhana) di Kelas bersama Siswa

Diperbarui: 21 Mei 2024   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Siswa mengikuti proses pembelajaran di kelas. (Dokumentasi pribadi)

Hampir dapat dipastikan kasus atau persoalan sederhana ditemukan di kelas. Tentu kasus yang dialami oleh siswa. Kasus ini dapat terjadi saat pembelajaran berlangsung. Atau, dapat juga saat di luar jam pembelajaran.

Kasus sederhana ini, misalnya, siswa lupa membawa buku pelajaran. Siswa meminjam alat tulis milik teman, menyembunyikan barang teman, melempar gumpalan kertas, dan membiarkan kertas terjatuh di lantai kelas. Masih banyak yang lainnya, termasuk menyontek saat ulangan, mencoret dinding, meja, dan sejenisnya.

Kasus ini berbeda dengan, misalnya, bertengkar dengan teman, mengambil barang milik teman, merundung teman, merokok, minum-minuman keras, dan mengambil jajan di kantin tanpa membayar.

Kasus yang disebut dalam kelompok kedua merupakan kasus yang tak sederhana. Karena sudah termasuk kasus kekerasan, pencurian, dan kejahatan, yang memiliki dampak besar.

Kasus sederhana yang di dalamnya siswa terlibat perlu segera diselesaikan. Sangat tak arif ketika sebuah kasus dianggap kasus sederhana, lalu dibiarkan begitu saja. Dipikir akan hilang dengan sendirinya.

Toh demikian, ini yang sering terjadi. Guru menganggap persoalan yang dimaksud kurang penting diselesaikan. Sebab, masih ada persoalan yang lebih penting untuk dicarikan solusi. Pemikiran ini tak sepenuhnya salah. Sebab, skala prioritas dalam menyelesaikan kasus sangatlah penting.

Hanya memang, sekalipun kasus yang dijumpai termasuk kasus yang sederhana bukan berarti dibiarkan begitu rupa. Justru yang dianggap sederhana dan sering terjadi perlu mendapat penanganan yang serius.

Sebab, jika dibiarkan dengan berpegang pada pemikiran bahwa lambat laun (pasti akan) hilang sendiri, kasus tersebut malah dapat saja menjadi pemantik kasus lain, yang bukan mustahil menjadi kasus yang lebih besar.

Itu sebabnya, sesederhana apa pun setiap kasus yang ditemukan guru saat pembelajaran harus ditindaklanjuti. Caranya, didiskusikan bersama siswa di dalam kelas. Dalam konteks demikian, sumber persoalan harus dapat ditemukan terlebih dahulu.

Sekalipun, umumnya hal ini tak mudah ditemukan. Karena sangat jarang siswa (sepertinya demikian juga orang dewasa) mau segera mengakuinya. Apalagi dalam benak sebagian besar orang, termasuk siswa, telah terpatri bahwa mengakui kesalahan itu pasti ada risikonya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline