Lihat ke Halaman Asli

Sungkowo

TERVERIFIKASI

guru

Adanya Perundungan Antarsiswa, Bukti Keterbatasan Sekolah

Diperbarui: 27 Februari 2024   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Perundungan masih terjadi di sekolah. Sumber: PEXELS/KEIRA BURTON

Sekolah, sejak dulu, memang tempat konsentrasi anak. Karena, di sekolah, mereka mengenyam pendidikan. Sekalipun, pendidikan anak tak hanya bisa didapat di sekolah. Ada tempat lain anak bisa mendapatkan pendidikan, yaitu di dalam keluarga dan masyarakat.

Tapi, tingkat konsentrasi anak di kedua tempat yang disebutkan terakhir tak seperti yang ada di sekolah. Di sekolah, anak dari berbagai latar belakang berkumpul. Pun banyak jumlahnya.

Di sekolah-sekolah milik pemerintah, sekolah negeri, rerata jumlah siswanya banyak. Sebab, sebagian besar masyarakat dari dulu hingga saat ini masih memfavoritkan sekolah negeri.

Tentu alasan yang paling utama adalah dari sisi legalitasnya, kecuali sisi yang lain, yaitu sekolah negeri gratis. Legalitas dan gratis (inilah) yang merupakan faktor pendorong masyarakat berkompetisi bagi sang anak di sekolah negeri.

Selain itu, kualitas sekolah negeri juga menjadi magnet yang kuat menyedot masyarakat. Sebab, fasilitas sekolah negeri dan guru disediakan oleh pemerintah.

Apalagi, akhir-akhir ini, guru negeri yang diperbantukan di sekolah swasta ditarik ke sekolah negeri. Ini menjadikan kesenjangan yang semakin mencolok.

Praktis sekolah swasta kehabisan guru negeri. Sekolah-sekolah swasta yang tergolong kecil, pasti merasa keberatan. Tapi, apa boleh buat, jika sudah menjadi kebijakan.

Hal berbeda bagi sekolah-sekolah swasta yang tergolong besar. Sekolah ini memiliki guru yang cukup karena sekolah (dalam hal ini yayasan) dapat menggaji guru dengan nilai yang terbilang tinggi. Bahkan, bukan mustahil gajinya malah melebihi gaji guru negeri.

Baik guru negeri maupun swasta memiliki tugas yang sama, yaitu membersamai siswa belajar di sekolah. Hanya, karena jumlah siswa di sekolah relatif banyak dan berasal dari latar belakang yang berbeda --terutama di sekolah negeri dan swasta yang tergolong besar-- sering guru (baca: sekolah) kurang memiliki daya jangkau membersamai siswa.

Dalam kondisi demikian, selalu ada celah yang memungkinkan siswa membentuk kelompok, grup, atau geng. Tentu terbentuknya karena siswa memiliki spirit, motif, dan latar belakang yang sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline