Lihat ke Halaman Asli

Sungkowo

TERVERIFIKASI

guru

Kirab Nganten, Tradisi di Masjid Wali y

Diperbarui: 9 April 2023   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Kirab Nganten di Masjid Wali di ambil dari inibaru.id

Ada tradisi yang menarik di balik sejarah Masjid At-Taqwa Desa Loram Kulon, Jati, Kudus, Jawa Tengah. Masjid tersebut lebih populer dengan nama Masjid Wali Desa Loram Kulon, atau secara singkatnya disebut Masjid Wali.

Tradisi tersebut dikenal dengan sebutan Kirab Nganten. Istilah "nganten" merupakan istilah dalam bahasa Jawa. "Nganten" berarti pengantin. Jadi, kirab nganten artinya kirab pengantin.

Tradisi ini bermula dari ajaran Sultan Hadlirin, menantu sekaligus murid Sunan Kudus. Konon ceritanya, untuk menarik masyarakat Desa Loram Kulon yang kebanyakan beragama Hindu, Sultan Hadlirin membangun gapura.

Gapura ini menyerupai pura, tempat ibadah umat Hindu. Tersusun dari batu bata merah. Tampak rapi susunannya. Ini ternyata menjadi daya tarik bagi umat Hindu.

Nah, ketika ada masyarakat Desa Loram Kulon yang hendak menikahkan anaknya harus datang ke Sultan Hadlirin untuk didoakan, yang selanjutnya mengelilingi Gapura Padureksan.

[

]

Gapura Padureksan ada dua. Satu berada di sebelah selatan. Satunya lagi berada di sebelah utara. Pengantin melewati keduanya.

Cara tersebut, ternyata semakin menarik perhatian umat Hindu. Sehingga, secara lambat laun,  banyak umat Hindu yang akhirnya berubah menganut agama Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline