"Sangu" merupakan istilah dalam bahasa Jawa, yang sudah dapat ditemukan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Istilah tersebut berkaitan dengan uang. Misalnya, uang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya saat pergi ke sekolah.
Uang itu disebut sebagai "sangu". "Sangu" juga diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang sedang bepergian.
Demikian juga uang yang diberikan oleh kerabat yang sudah bekerja kepada kerabat lain yang belum bekerja, terutama kepada mereka yang masih kanak-kanak, sekolah, atau kuliah, itu pun disebut juga sebagai "sangu".
Jadi, "sangu" tidak hanya uang berasal dari orang tua untuk anaknya, tetapi bisa juga dari kerabat bahkan kenalan.
Ada orang yang memaknai "sangu" tidak hanya berupa uang. Sangu bisa berupa motivasi, makanan, minuman, benda, dan sejenisnya. Dengan demikian, sangu berfungsi sebagai bekal untuk memasuki sebuah proses.
Dengan sangu tersebut, pemberi sangu mengharapkan penerima sangu dapat memasuki proses dengan baik dan lancar. Bahkan, di dalam doanya (pemberi sangu), penerima sangu dapat meraih sukses.
Itu sebabnya, tidak jarang kita mendengar sebagian orang mengucapkan sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa, "daksanguni ilmu bae, ora banda". Artinya, Saya bekali ilmu saja, tidak harta benda.
Sebagian besar orang berkeyakinan bahwa memberi bekal ilmu akan mendorong seseorang dapat bertahan hidup. Karena, dengan ilmu, seseorang bisa beradaptasi terhadap situasi dan kondisi yang sedang terjadi.
Sementara itu, memberi bekal harta benda belum tentu mudah untuk dimanfaatkan bertahan hidup. Lebih-lebih kalau tidak dibarengi dengan berilmu pengetahuan. Tak menunggu waktu lama, harta benda tersebut bisa habis.
Kebiasaan yang berbeda