Lihat ke Halaman Asli

Sungkowo

TERVERIFIKASI

guru

Seperti Ini Sekolah yang Berulang-ulang Dipimpin oleh Plt. Kepala Sekolah

Diperbarui: 8 April 2022   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa mengikuti PTM di SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia./Dokumentasi pribadi.

Sebetulnya tak menjadi persoalan kalau sebuah sekolah dipimpin oleh plt. (pelaksana tugas) kepala sekolah. Sebab, dengan begitu, administrasi sehari-hari dapat tertangani. Dan, itu berarti kegiatan persekolahan tetap dapat berjalan.

Berbeda misalnya kalau sekolah yang tak memiliki kepala sekolah, juga belum memiliki plt. kepala sekolah. Kondisi sekolah yang seperti itu,  tentu administrasi sehari-harinya terganggu. Sehingga, kegiatan tak bisa berjalan normal, bahkan bisa-bisa stagnan.

Bagaimana tidak. Taruhlah misalnya, pada suatu waktu sekolah harus mengirim data peserta lomba yang mengharuskan dibubuhi tanda tangan kepala sekolah. Tapi, kepala sekolah tak ada dan plt. pun belum ada. Tentu anak-anak terkendala ikut lomba, bukan?

Itu barangkali termasuk hal yang biasa, tak terlalu penting. Coba kalau perihal yang begitu penting. Tentu sangat merepotkan. Karena mungkin harus meminta pengesahan kepada kepala dinas setempat. Kalau jarak tempuh terjangkau dalam waktu tak lama, mungkin tak menjadi problem.

Jadi, betapa pun, plt. kepala sekolah sangat penting peranannya dalam perjalanan roda kegiatan sebuah lembaga sekolah. Itu sebabnya, begitu sekolah tak memiliki kepala sekolah karena pensiun atau karena alasan yang lain, sesegera mungkin diangkat plt. kepala sekolah.

Plt. kepala sekolah biasanya kepala sekolah di sekolah lain. Selama saya menjadi guru, seperti itu yang selalu saya ketahui. Misalnya, ia kepala sekolah "A", lalu diangkat menjadi plt. kepala sekolah di sekolah "B" karena kepala sekolahnya pensiun.

Artinya, satu orang mengepalai dua sekolah. Ini tentu bukan pekerjaan yang ringan. Ini pekerjaan yang membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran yang ekstra. Apalagi dua sekolah dipastikan tak memiliki karakteristik yang sama.

Saat di sekolah "A", ia harus begini. Ketika di sekolah "B", ia harus begitu. Karena dua sekolah membutuhkan pendekatan yang berbeda. Dalam keadaan seperti itu, diakui atau tidak, kepala sekolah harus kreatif, inovatif, dan visioner.

Sehingga, baik sekolah "A" maupun sekolah "B", yang memiliki karakteristik yang berbeda tetap dapat beroperasi dengan baik. Dengan begitu, siswa terlayani dengan maksimal. Sehingga, potensinya bertumbuh kembang secara optimal.

Oleh karena itu, kepala sekolah yang diberi dua tanggung jawab, baik di sekolah, tempat ia sebagai kepala sekolah definitif maupun di sekolah, tempat ia menjadi plt. kepala sekolah, adalah kepala sekolah yang mumpuni. Kepala sekolah yang sudah berpengalaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline