Lihat ke Halaman Asli

Rasa Unik Kopi Punggel, Nikmat Tuhan di Gunung Gilingan

Diperbarui: 10 Juli 2018   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Kekuasaan sang Kholiq sungguh maha segala-galanya. Hanya lewat satu jenis kopi yang rasanya unik pun ilmu pengetahuan yang konon disebut ahli, menjadi kocar-kacir.  

Percaya atau tidak, di Pegunungan Gilingan, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, ada satu jenis kopi langka. Yang oleh masyarakat setempat dinamakan Kopi Punggel.

Kopi ini secara fisik bentuknya kecil-kecil (atau dalam kategori kopi digolongkan dalam jenis Kopi Arabica) dan berbeda dengan kopi jenis Robusta yang bentuk fisiknya bulat besar-besar.

Tetapi Kopi Punggel memiliki rasa pahit yang sangat tajam sehingga diyakini sebagai jenis kopi robusta. Namun ketika diminum dalam keadaan setengah dingin, maka rasa asam kopi arabica juga muncul cukup tajam.

Aneh bukan? Berbagai penelitian pun dilakukan oleh sejumlah ahli termasuk oleh Dinas Perkebunan DIY. Namun sampai saat ini mereka belum bisa menyimpulkan apakah Kopi Punggel masuk dalam jenis arabica atau robusta.

Dokumentasi Pribadi

Staf Dinas Perkebunan DIY, Jumanto, ketika ditemui di lereng Pegunungan Gilingan, mengatakan, bahwa bertahun-tahun uniknya Kopi Punggel tetap menjadi misteri yang susah disibak.

 "Lalu kita mengambil suatu kesimpulan, barangkali inilah kopi khas Pegunungan Gilingan Girimulyo, yang memang diciptakan Tuhan, untuk menyibak eloknya wilayah ini," katanya.

Pegunungan Gilingan berada pada 900 meter di atas permukaan laut, dengan hawa yang sejuk, dan cenderung dingin.

Karena rasanya yang unik ini, kemudian Dinas Perkebunan DIY mengajarkan kepada masyarakat teknik mengolah kopi secara alamiah, dan mendorong ditasbihkannya Kopi Punggel sebagai cinderamata bagi para wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata di wilayah ini.

"Sadar akan keunikan Kopi Punggel, maka masyarakat di wilayah ini kami ajak untuk menjadikan Kopi Punggel sebagai hadiah istimewa bagi siapapun yang berkunjung ke wilayah ini baik sebagai wisatawan maupun tamu," kata Marjiyanto, Ketua Kelompok Petani Teh dan Kopi, di Pergunungan Gilingan.

Maka kemudian diajarkanlah teknik pengolahan kopi tradisional kepada warga masyarakat, dan mereka juga diajarkan teknik menyedu kopi yang baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline