Anda pasti tahu tentang VCO. Virgin Coconut Oil. Yakni minyak kelapa asli, yang diproduks hanya dengan mengendapkan santan kelapa. Sebuah proses yang sangat sederhana dari buah yang sangat familier bagi kita masyarakat Indoensia, yakni kelapa.
Tetapi jarang orang yang tahu bahwa, VCO, memiliki sejarah panjang, berabad-abad lamanya, dan dipercaya menjadi obat alternatif untuk banyak ragam penyakit.
Ini dia rangkuman perjalanan VCO, dari 3.900 sebelum masehi, hingga tahun 2000-an, dari berbagai sumber yang saya baca.
Ayurveda
Ali kisah, dalam sebuah kitab kuno Ayurveda, tersebutlah bahwa kelapa menjadi bagian penting bagi masyarakat daerah tropis seperti Mikronesia, Polinesia, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Indonesia.
Di masyarakat daerah tropis ini, kelapa dimanfaatkan kulitnya, daging, bahkan air kelapanya. Ketiganya memilki kandugan zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Bahkan pengetahuan tentang kehebatan buah kelapa bagi kesehatan tu sudah ada sejak 3.960 Sebelum Masehi.
Hebat bukan? Para leluhur kita, sejak berabad-abad lamanya ternyata tahu bahwa di dalam daging kelapa dan airnya sangat menyehatkan karena mengandung 93 persen lemah jenuh, tetap 47 -- 53 persen lemak jenuh berantai sedang.
Lemak dalam VCO tidak tertimbun di dalam tubuh manusia dan membuat sumber penyakit, tetapi lemak VCO mudah terbakar dan menimbulkan efek yang luar biasa bagi tubuh manusia. Disitulah hebatnya ilmu kesehatan nenek moyang kita, karena telah membuat sebuah kesimpulan yang fenomenal hingga saat ini.
Pada tahun 1945-an, VCO kembali menjadi kabar dunia, karena omoditi ini sangat diunggulkan di Asia -- Pasifik. Pada Perang Dunia II, air kelapa digunakan untuk mengkompres para prajurit yang terluka, dan tentu menyelamatkan ribuan nyawa manusia.
Setelah perang mereda, di Amerika dan Inggris, kelpa kemudian diolah menjadi margarine, dan menjadi komoditi pangan di kleas elite di Eropa. Karena ketakutan akan moncernya VCO, maka banyak kalangan investor menyerukan agar dihentikan penggunaan minyak goreng dari negara tropis ini diganti dengan minyak jagung atau kedelai. Tentu dengan menghembuskan isu negatif, bahwa di dalam minyak goreng kelapa menjadi penyebab tumbuhnya penyakit berat, seperti jantung, diabetes, dan kolesterol.
Perang terhadap minyak kelapa ini bahan terus dilakukan hingga tahun 1954, dan tahun 1965. Dimana banyak peneliti dikerahkan untuk memberi kesimpulan bahwa minyak kelapa asal negara tropis harus dihindari, karena lemaknya mengakitakan penyumbatan arteri dan memicu penyakit jatung.