Lihat ke Halaman Asli

Waspada Terhadap Pemerkosa Anak

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Biadab, Sungguh Tak Beradab.
Untuk yang kesekian kalinya dalam tiga bulan terakhir, Denpasar disatroni maniak seks (menculik dan memperkosa) yang telah menelan beberapa korban.

Tidak kepalang tanggung, korbannya adalah anak-anak perempuan yang masih duduk di bangku SD. Modus yang dijalankan adalah dengan cara membujuk calon korban saat hendak berangkat maupun sepulang sekolah dengan alasan disuruh orang tua korban.

Entah karena keluguan si anak, atau menggunakan cara lain (hipnotis misalnya), sehingga si anak pun mau menuruti ajakan atau rayuan pelaku.

Disinyalir dari beberapa kejadian di awal tahun 2010 ini pelakunya adalah seorang muda dengan menggunakan sepeda motor. Setelah berhasil dirayu, korban terlebih dahulu diajak muter-muter entah ke swalayan atau kemana saja yang membuat korban senang dan nyaman sehingga tidak menaruh kecurigaan.

Baru kemudian diajak ke suatu tempat (yang mestinya) yang telah direncanakan untuk melakukan nafsu biadabnya. Anehnya, hampir disetiap kejadian, berakhir dengan dikembalikannya atau dipulangkannya si korban ke suatu tempat yang tidak jauh dari mana pelaku tersebut mengawali aksinya dan ditinggalkan di suatu tempat yang banyak orang lalu lalang seperti di komplek sekolahan atau di persimpangan jalan.

Sungguh manusia biadab dan tak beradab yang cerdik dan licik (entah umpatan apa lagi yang cocok untuknya).

Menghadapi atau menangani kasus seperti diatas, kita tidak boleh hanya mengandalkan kepada aparat kepolisian saja. Sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas keselamatan demi masa depan anak, kita wajib menjaganya. Janganlah anak-anak kita lepas tanpa pengawasan saat berangkat maupun pulang sekolah, bahkan saat bermain di luar rumah harus selalu dalam pengawasan kita. Berikan pengertian terhadap anak-anak kita (terutama yang masih TK maupun SD) untuk tidak mudah percaya atas bujuk rayu terhadap orang yang tidak pernah dikenal sebelumnya.

Sebagai warga masyarakat hendaknya menaruh kepedulian terhadap lingkungan, dengan cara ikut mengamati dan mewaspadai setiap ada kejanggalan keanehan di lingkungan kita. (dari berbagai sumber).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline