Lihat ke Halaman Asli

Anggur Merah

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sandy anakku,

Surat ini kutulis sambil sesekali menengok kearah wajahmu yang sedang terlelap tidur. Kadang ada senyum tersungging dibibirmu, seolah engkau sedang bercengkrama dengan bidadari-bidadari kecil yang mengelilingimu. Wajahmu yang bening polos seakan tak ada lagi rasa kecewa yang kau pendam.

Kamu ingat nduk kejadian tadi sore. Ketika papi hendak membayar harga sebuah pepaya, tiba-tiba dengan wajah sumringah kamu berkata ” Pa, belikan anggur ya, Sandy pengin makan anggur merah itu “. Papi tertegun, sambil melirik isi dompet  yang tinggal tersisa tiga lembar uang seribuan. Mana mungkin dengan uang segitu dapat anggur yang besar dan ranum itu.

Saya melirik kewajahmu yang masih tampak penuh harap untuk bisa membawa anggur merah itu kerumah. Kerongkongan papi terasa tersekat ketika akan mengucapkan kata “Nggak punya duit !!”. Cepat kupeluk pundakmu lalu papi berkata lirih, ” Pepaya yang banyak vitamin ini kita makan dulu ya, nanti setelah habis baru deh kita beli anggur yang merah itu “ . Ajaib, kamu mengangguk dengan tersenyum. Hati papi lega rasanya.

Dirumah papi lihat kamu begitu lahap makan buah pepaya. Papi tahu kamu tentu berusaha menghabiskan secepat mungkin buah manis itu agar besok kita bisa beli anggur yang kamu dambakan itu. Lagi-lagi papi membuatmu kecewa ketika papi bilang agar pepayanya jangan dimakan semua supaya kamu tidak sakit perut. Dan kamupun dengan patuh menyimpan sisa pepaya itu di dapur.

Sandy anakku, bersabarlah untuk menahan keinginanmu makan buah anggur tu ya. Papi berjanji akan secepatnya membeli anggur merah itu untukmu jika honor mengajar cair awal bulan depan. Biarlah rencana untuk mengambil angsuran sepatu tenis di koperasi papi tunda dulu. asal bisa membuatmu gembira. Kamu tahu papi dan mami sangat mencintaimu, nduk.

Papi

***

Artkel ini diikut sertakan dalam lomba menulis surat cinta yang diselenggarakan oleh Idana dan Julie.

Ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya pada  tahun 1985 di Cimahi saat menjadi guru militer.

Sandy kini sudah mempunyai Bella yang lucu dan pintar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline