Lihat ke Halaman Asli

Kontradiksi Ahok dan Jaya Suprana, Minoritas Pemberani

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1427903527548818886

[caption id="attachment_407103" align="aligncenter" width="575" caption="Foto dari Rmol.com"][/caption]

Surat terbuka Jaya Suprana (budayawan) kepada Ahok (gubernur DKI Jakarta) di harian Sinar Harapan rupanya mendapat tanggapan beragam dari masyarakat, baik masyarakat yang jelas maupun yang gak jelas.

Ada yang menganggap Jaya Suprana telah berkata jujur apa adanya, mewakili suara kaum minoritas (keturunan tionghoa) yang trauma akibat kerusuhan berbau SARA yang beberapa kali terjadi di Indonesia, terakhir tahun 1998.

Ada yang menganggap Jaya Suprana melakukan blunder, karena kekuatiran berlebihan harusnya tak perlu terjadi karena Indonesia saat ini sedang adem ayem, sedang rukun-rukunnya, tidak ada gesekan SARA terkait etnis tionghoa, sehingga Jaya Suprana justru malah mengingatkan atau memancing-mancing potensi terjadinya kerusuhan berbau SARA akibat sikap dan perkataan Ahok yang tegas tapi cenderung kasar, yang sampai membuat Pakde Kartono dan Jusuf Kalla menasehati Ahok.

Ahok sendiri sudah menanggapi surat terbuka Jaya Suprana. Intinya Ahok mengatakan semua yang dikatakan, dilakukan adalah tanggung jawabnya pribadi. Lebih lengkapnya, Ahok mengatakan "Saya menyayangkan sikap beliau, ini merasis diri sendiri gitu. Kalau dia baik hati, ngapain pakai tulisan koran. Itu memprovokasi orang lain lho. Makanya saya lakukan apapun enggak ada hubungan soal SARA. Ini hak saya, saya mau ngomong apapun, yang salah ya pribadi saya."

[caption id="attachment_407104" align="aligncenter" width="620" caption="Foto dari islamtoleran.com"]

14279035881288279930

[/caption]

Sebagai pemerhati masalah sosial dan budaya, walaupun saya bukan seorang sosiolog atau budayawan, terhadap surat terbuka budayawan Jaya Suprana terhadap gubernur DKI Jakarta Ahok yang kebetulan sama-sama keturunan tionghoa, yang merupakan minoritas di Indonesia, saya berpandangan ;

1. Baik Ahok maupun Jaya Suprana tidak ada yang bisa disalahkan.

Jaya Suprana bicara demikian karena ia menjadi saksi sejarah, keluarga dan harta bendanya menjadi korban akibat kerusuhan SARA, baik masa G30S maupun saat tahun 1980an di Semarang. Keluarga Ahok belum pernah jadi korban akibat kerusuhan berbau SARA yang sangat memilukan, jadi sensitivitas Ahok tentu berbeda dengan Jaya Suprana.

2. Baik Ahok maupun Jaya Suprana sama-sama salah.

Urusan sensitif seperti SARA koq diramaikan di media massa? Jaya Suprana menulis di harian Sinar Harapan, Ahok menanggapinya kepada wartawan yang mewawancarainya dan pernyataannya yang tidak suka akan surat terbuka Jaya Suprana pun bisa dibaca seluruh rakyat Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline