Lihat ke Halaman Asli

Tentang Wanita Kesepian yang Lelah

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425522423598799629

[caption id="attachment_400964" align="alignnone" width="576" caption="Foto dari bbm sonny"][/caption]

Dalam sebuah diskusi kecil di kedai kopi di Grand Indonesia seminggu lalu, saya dan teman-teman kantor membahas tentang bu Vita (bukan kompasianer Vita Sinaga, tante dari adik angkat saya, Gita Sinaga), seorang supervisor proyek di kantor yang menurut pengetahuan bersama, sering sekali memarahi anak buahnya karena berbagai alasan, baik hal besar yang memang patut dimarahin, maupun hal-hal kecil yang seharusnya diskip, gak perlu memarahi anak buahnya.

Hal kecil seperti tidak memperhatilkan saat ia berbicara, tidak mengucapkan assalamualaikum saat mengetuk pintu, tidak mensilent HP selama di kantor, tidak menyisir rambut,  curhat sesama rekan kantor, sampai soal piring yang tidak dikembalikan ke pantry sehabis makan, akan membuatnya kesal dan memarahi anak buahnya. Kalo atasannya yang melakukan hal tersebut, bu Vita cuma bisa merengut kesal dan gak bisa memarahi anak buahnya. Untung saja mukanya gak berubah jadi hijau, kalo berubah bisa-bisa jadi mirip Mak Lampir.

Kalo sudah kumpul-kumpul santai, maka kesukaan ibu-ibu dan emak-emak yaitu bergosip, akhirnya menjadi hal yang tidak terhindarkan kita lakukan juga. Kita pun bergosip tentang bu Vita, mengapa ia sering sekali marah-marah dan meributkan hal yang itu-itu saja? Mungkin bu Vita belum pernah dengarin lagu NAIF judulnya "air dan api."

Mending bergosip di mall daripada cuci mata mencari mba-mba office yang bolak balik di food court tapi gak pesen-pesen makan juga (mungkin bingung mau makan apa? Atau makan dengan siapa? Yang penting gratis makan siangnya), atau mencari gadis kinyis-kinyis berpenampilan mahasiswi, tapi keluyuran di mall pas jam kuliah. Sejak menikah saya sudah seperti pakai kaca mata kuda, tidak mau lirik kiri kanan lagi, tapi kalo ada di depan mata, ya saya tabrak aja.

Gak usah panjang lebar, karena percuma panjang, kalo lawannya lebar. Gak usah lama-lama, karena malah bikin cape dan perih, inilah hasil gosip-gosip kami tentang bu Vita, kenapa ia sering marah-marah gak jelas, cekidot ;

1. Mungkin bu Vita lelah

Ini kemungkinan pertama. Sebagai wanita karir, ia terlihat sangat total dalam pekerjaannya. Karena kuatir telat masuk kantor, dan menghindari terjebak kemacetan ibukota yang parah, ia sudah sampai kantor jam 06.00 wib, lebih pagi dari office boy kantor. Bila pekerjaan belum selesai, ia tak segan lembur di kantor sendirian, dengan hanya ditemani secangkir kopi dan sekeranjang cemilan.

Satpam tak ada yang berani menemani bu Vita, karena kuatir kena semprot disangka akan berbuat macam-macam. Itu baru urusan kantor, belum urusan rumah. Manusia kan tak lepas dari berbagai macam urusan. Kebayang kan gimana padatnya kegiatan bu Vita, mungkin ia lelah sehingga mudah marah.

2. Mungkin bu Vita kesepian

Alasan kedua ini didasarkan pada fakta sederhana bahwa bu Vita selalu marah-marah ke anak buahnya. Sepertinya kalo gak marah-marah sehari aja, tulangnya akan pegal linu gak karuan. Kenapa bu Vita marah-marahnya ke anak buah? Analisa kita sederhana, mau marah ke siapa lagi? Melihat ia yang super sibuk, sepertinya ia gak punya pasangan, kalopun punya pasangan, mungkin pasangannya asik sendiri dengan kesibukannya, dan melupakan bu Vita, makanya wajar kalo bu Vita jadi kesepian, dan ujung-ujungnya jadi seneng marah-marah gak jelas, anak muda sekarang menyebutnya dengan istilah RIRI (ribet sendiri).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline