Diobrak-abrik Dok.Pri
Sebelum saya paparkan panjang lebar kronologi permasalahan ini alangkah baiknya saya perkenalkan terlebih dahulu profil sosok “provokator” atau “dalang” dibalik peristiwa tersebut.
PROFIL PROVOKATOR
Pertama seorang tokoh pemuda,namanya Udik, usia sekitar 40 tahunan tokoh pemuda ini yang paling “beringas” mengobrak-abrik rumah saya. Pemikirannya tidak seudik namanya, nama aslinya Yudianto.
Dua, seorang kepala rumah tangga meski sudah punya cucu masih mengaku sebagai tokoh pemuda, bernama Suroso. Panggilan akrabnya Roso, sesuai namanya ketika mengobrak-abrik rumah saya kelihatan rosa ( kuat dan perkasa).
Tiga, bernama Sugeng Susanto, seorang pendidik, guru otomotif di SMK Solok Selatan. Agak deg-degan juga menghadapi beliau, sebab, meski sepertinya agak pendiam tapi badannya tegap kekar berotot bak Ade Rai apa Adi Rae, pokoknya si binaragawan itulah. Ketika memegang linggis congkel sana congkel sini nampak sekali sosok ini dominan dibalik penyerbuan rumah kami tersebut.
Empat—nah ini yang mengejutkan ternyata penyerbuan tersebut didukung oleh pejabat pemerintah setempat—bernama Denis Kurniawan, Kepala Korong (setingkat Kepala Dusun) tidak kalah semangat dalam mengkordinir penyerbuan tersebut. Semoga Bain Saptaman tidak membaca tulisan ini, nanti jika nama Kepala Korong ini diubah satu hurup saja, berbahaya.
Sementara cukup empat saja ini dulu, lain kali profil sosok yang lain akan saya paparkan di Kompasiana ini agar diketahui oleh banyak para pembaca juga.
KRONOLOGI
Beberapa tahun yang lalu saya mendapat kiriman paket dari BTP—meskipun bukan paket bom, tapi jika diaktifkan cukup menggelegar dan menggetarkan dan bisa memekakkan telinga tetangga.
Catat, BTPyang saya maksud disini bukan BTP yang sedang mengguncang jagat perpolitikan republik ini, tapi BTP yang lain, yakni Basuki Tukang Potret. Itu lho Kompasianer Malang yang menggunakan akun aremangadas alias Mas atau Mbah Ukik. Jadi, apa hubungannya dengan peristiwa penyerbuan tersebut?