Lihat ke Halaman Asli

Salahkah Punya Banyak Hobi? (Antara Hobi dan Hoki [1])

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1380633774812794473

[caption id="attachment_269601" align="aligncenter" width="600" caption="dok.pri"][/caption]

Hobi adalahkegemaran atau kesukaan istimewa seseorang terhadap sesuatu benda yang sangat berkesan dan bisa membuat suasana pikiran menjadi bahagia dan tenang. Kegiatan atau aktivitas tertentu bisa juga dijadikan hobi seseorang. Misalnya berkesenian, olah raga, jalan-jalan dan lain sebagainya. Dengan hobi itu biasanya yang bersangkutan mendapat kepuasan batin tersendiri, meskipun hobi itu terkadang menantang maut, seperti hobi panjat tebing, arung jeram dan lain sebagainya.

Adakah hubungan hobi dengan hoki? Atau bisakah hobi mendatangkan hoki? Tergantung pribadi sipemilik hobi masing-masing. Biasanya orang jika sudah hobi sesuatu tidak memikirkan apakah akan mendapatkan uang . Justru sebaliknya bisa merogoh kocek terlalu dalam. Itupun tergantung pribadi masing-masing atau jenis hobinya apa.

Jika hobinya memelihara burung yang harganya ratusan ribu hingga jutaan rupiah, jelas tidak sedikitmengeluarkan biaya untuk mendapatkannya, belum lagi ditambah untuk membeli pakan dan vitaminnya. Namun karena hobi, hal itu tidak terlalu menjadi masalah, tentunya bagi yang punya banyak uang. Yang penting mendapat kepuasan.

Apakah hobi bisa direncanakan? Atau hobi bisa dipaksakan? Misalnya, bulan depan saya akan memulai hobi binatang langka. Atau tahun depan saya mau hobi mobil mewah. Kalau itu bukan hobi namanya. Itu kolektor, meskipun kolektor juga sebenarnya berawal dari hobi.

Lantas bagaimana jika seseorang mempunyai lebih dari satu hobi. Apakah hobinya itu benar-benar bisa mendatangkan kepuasan batin? Kemudian bagaimana cara mengelola hobinya itu hingga maksimal? Atau apakah bisa punya banyak hobi bisa mendatangkan hoki? Ataumendulang rupiah?Jawabannya bisa dapat, bisa tidak. Tergantung niat pribadi masing-masing penghobi.

Saya adalah salahsatu orang yang punya banyak hobi, bahkan mungkin terlalu banyak. Saya akui dan saya sadari semuanya serba tanggung. Jangankan untuk mendatangkan hoki, untuk mengelola hobi dengan baik saja kewalahan....hahahaha....serakah. Tapi bagaimana lagi, saya kan sudah bilang hobi itu tidak bisa direncanakan, dicegah, dihalang-halangi oleh siapapun.

Maaf saya bukan narsis, atau bukan menyombongkan diri bahwa hobi saya banyak. Karena kebetulan saja di Kompasiana ada topik tentang hobi. Maka artikel yang sudah lama mengeram di file MS.Word saya bongkar kembali untuk dipublish. Siapa tahu ada manfaat dan bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.

Inilah hobi-hobi saya, diantaranya masih sering saya lakukan:

1.Membaca.

2.Teka-teki (silang).

3.Matematika.

4.Catur.

5.Seni Karawitan / Pedalangan.

6.Melukis.

7.Fotografi.

8.Elektronik(a).

9.Tanaman herbal.

10.Dan sekarang mulai hobi (belajar) menulis di Kompasiana.

Hobi, tidak sama dengan ahli. Hobi karawitan tidak berarti ahli karawitan. Hobi pedalangan bukan berarti ahli mendalang. Hobi fotografy tidak sama dengan pakar fotografy dan lain sebagainya. Memang bisa sedikit-sedikit. Seperti yang saya utarakan diatas, semua serba tanggung. Hehehe.

Dan semua hobi itu tidak satupun yang saya dapatkan secara akademis atau pendidikan formal maupun kursus. Semua saya dapatkan melalui autodidak, belajar sendiri. Memang adayang belajar pada seseorang, yakni tentang seni karawitan dan pedalangan. Itupun hanya sambil lalu saja, artinya tidak ada jadwal tertentu, misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali. Dengan hobi membaca itulah maka hobi-hobi saya bisa tumbuh dan terpupuk.

Diantara hobi-hobi itu sebagian sudah saya buat artikel dan saya posting di Kompasiana yang kita cintai ini.

Apakah hobi bisa mendatangkan hoki? Jawabannya.....bisa dibaca pada tulisan berikutnya.

-----

Salurkan hobi Anda.Asalkan bukan hobi judi, miras, narkoba, mencuri, kebut-kebutan, tawuran dan kepruk-keprukan.

Anda orang-orang terdidik, intelektual seharusnya malu dan iri pada saya. Saya tidak sekolah tapiiiii........ hehehe “sombong” dan “narsis”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline