Sebelum anda nekat melanjutkan membaca hingga tuntas tulisan ini, lebih baik mohon diperhatikan terlebih dahulu sebab ceritanya agak sensitif makanya nama-nama tokoh dalam cerita ini sengaja saya samarkan. Meskipun demikian tidak mustahil ada nama-namayang kebetulan mirip atau mungkin malah sama dengan nama anda, sebelumnya saya mohon maaf.
Alkisah ada seorang pensiunan satpam yang sudah hidup mapan namanya Bain, akrab dipanggilBain Satpam lantaran pensiunan satpam mungkin. Selain cerdas dan berwibawa, Bain juga terkenal sebagai seorang yang dermawan ,ramah, tidak sombong mempunyai jiwa sosial tinggi. Bain suka menolong siapa saja yang membutuhkan bantuannya, dari anak-anak, ibu-ibu, kakek-kakek dan nenek-nenekpun ia bantu sesuai kebutuhannya.
Pada suatu pagi ia sedang menikmati kretek dan kopinya,sembari mendengarkan musik kesayangannya , tiba-tiba datang teman dekatnya yang bernama Nur Setio :
N S:“Hallo Mas Bain”
B S:“Hallo juga Mas Nur”
N S:“Mas Bain saya, saya mohon maaf dan sekaligus mengucapkan terimakasih pada Mas Bain”
B S:“ Lho , terimakasih tentang apa ?”
N S :“ Itu, kemarin nenek saya ketika mau menyeberang jalan katanya susah karena terlalu ramai kendaraan , untung ada Mas Bain yang membantu sehingga nenek saya selemat sampai keseberang”
B S:“ Aaaah, hal sepele saja kok dipikirkan Mas Nur ini. Biasa itu, kita hidup itu harus saling tolong menolong.
N S:“ Benar Mas Bain, karena itu nenek saya makanya saya yang mengucapkan terimakasih”
B S:“Lagian kita kan saudara Ma Nur ,nenekmu berarti nenekku juga bukan !?”
N S:“ Benar Mas Bain”
Pada saat yang lain Bain Satpam kedatangan temannya yang lain bernama Ahmad Jaya :
A J:“ Mas Bain saya minta maaf dan mengucapkan terimakasih atas bantuannya kemarin terhadap cucu saya”
B S:“ Bantuan tentang apa Pak Ahmad ?”
A J:“ Itu ketika saya kelupaan tidak memberi uang jajan pada cucu saya ketika sekolah, kata cucu saya dia diberi uang 5 ribu oleh Mas Bain untuk jajan”
BS:“ Hahahaha....Pak Ahmad , ada-ada saja masalah remeh temeh gitu aja kok terlalu dipikir”
A J:“Bukan masalah remeh temeh, tetapi sesuatu itu akan sangat berharga ketika dibutuhkan, untung Mas Bain membantunya kalau tidak , cucu saya kan tidak jajan”
B S:“ Halah sudahlah Pak Ahmad, kita kan bersaudara , cucumu berarti cucuku juga kan !?”
A J:“ Memang nggak salah Mas Bain.”
Selang beberapa hari kemudian, lagi-lagiBain Satpam kedatangan temannya yang juga tidak kurang akrabnya dibanding dengan teman-teman yang lainnya, namanya Yusuf Dwiyo :
B S:“ Mau minta maaf dan ngucapin terimaksih juga kan, Mas Yusuf”
Y D:“ Benar Mas Bain, ketika isteri saya kecopetan dompetnya ,untung ada Mas Bain dan mau membantu isteri saya membayarkan ongkos mobilnya kalau tidak, alangkah malunya isteri saya.”
B S:“ Tentang kecil mungil kayak gitu aja kok jadi pikiran berat, Mas Yusuuuf..Mas Yusuf.”
Y D:“ Bukan masalah kecil mungilnya Mas Bain, saya merasa berhutang pada Mas Bain karena pertolongannya.”
B S:“Aaah sudahlah kita kan saudara Mas Yusuf, isterimu berarti juga kan iiiistttt....
Y D:“&^%$$%^&^**HHRGGGGSSSSSSSSSSSSSRGGGGHHHH&*^%^&%$#@#$%!!!!”
Maaf , saya tidak sanggup melanjutkan cerita ini, pasalnya untuk hal yang terakhir inisangat sensitifdan hal ini tidak bisa dimiliki bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H