Lihat ke Halaman Asli

Aneh, Diberi Jabatan Kok Nolak

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13398530201810772914

Disebuah aula balai desasedang dilaksanakan pemilihan Kepala Dusun. Salah satu kandidat yang mempunyai peluang besar menjadi Kepala Dusun adalah Pak Priyono. Orangnya cerdas berwibawa dan disegani oleh masyarakat. Secara aklamasi Pak Priyono (meskipun tidak ada minat menjadi Kepala Dusun) langsung terpilih sebagai Kepala Dusun mengalahkan 12 kandidat lainnya.

Setelah dinyatakan terpilih dengan menang mutlak oleh panitia, Pak Priyono diminta kata sambutannya sebagai Kepala Dusun yang baru menggantikan Kepala Dusun lama yang telah habis masa jabatannya.

Dengan langkah gontai sambil mengempit map Pak Priyono menuju podium yang telah disediakan oleh panitia. Pak Priyono langsung mengucap salam dilanjutkan mukadimah pidatonya sembari membuka-buka map.

“Bapak-bapak dan sodara-sodara sekalian, saya mengucapkan ribuan terimakasih saya mendapat kehormatan dipilih sebagai Kepala Dusun. Namun sodara-sodara, meskipun saya terpilih bukan berarti langsung bisa menduduki jabatan ini. Pasalnya sodara-sodara menjabat sesuatu itu harus orang yang mampu dan mau. Untuk mampunya saya tak perlu sodara ragukan, tetapi buat maunya....ini yang saya tidak punya”.

“Sodara-sodara, amanah ini saya terima tapi bukan sebagai Kepala Dusun,. Saya terima sebagai wakil saja bukan sebagai Kepala Dusun.”

“Lho apa alasan Bapak Priyono menolak sebagai Kepala malah memilih sebagai wakilnya saja” celetuk salah satu warga yang ikut musyawarah itu.

“Baiklah sebelum saya ungkapkan kenapa saya menolak sebagai Kepala Dusun, tak ada salahnya sodara-sodara melihat sesuatu yang saya bawa ini” Pak Priyono memotong pidatonya sambil membuka map yang ternyata didalam map itu berisi foto-foto yang melengkapi alasan Pak Priyono menolak sebagai Kepala Dusun.

Inilah foto-fotonya :

[caption id="attachment_182949" align="aligncenter" width="640" caption="ini pangkatnya lebih tinggi dari kepala"][/caption] [caption id="attachment_182951" align="aligncenter" width="640" caption="bukan penyu, ini juga senang nangkring di kepala"]

1339853262196300552

[/caption] [caption id="attachment_182952" align="aligncenter" width="640" caption="masih diseputar kepala"]

1339853480174276312

[/caption] [caption id="attachment_182953" align="aligncenter" width="640" caption="bukan berkelahi, tapi sedang berebut naik ke kepala"]

133985365536901186

[/caption] [caption id="attachment_182955" align="aligncenter" width="640" caption="bukan vas bunga, blangkon rumbai-rumbai bunga"]

1339854163500232783

[/caption] [caption id="attachment_182956" align="aligncenter" width="640" caption="ini bukan berhadap-hadapan, tapi saling membelakangi"]

1339854534647397633

[/caption] [caption id="attachment_182957" align="aligncenter" width="640" caption="sejenis landak, tapi bulunya tumpul"]

13398547021786444141

[/caption] [caption id="attachment_182958" align="aligncenter" width="640" caption="gigi monster"]

1339854860190544250

[/caption]

Warga masih kurang puas dengan hanya dipameri foto-foto yang hanya ada hubungannya dengan kepala.

“Pak Priyono coba ungkapkan secara gamblang alasan kenapa Bapak tidak mau menjadi Kepala Dusun” tantang salah satu warga.

“Baiklah kalau sodara-sodara masih penasaran akan saya paparkan secara gamblang”

“ Sodara-sodara coba jawab dengan jujur, sodara-sodara pilih mana melarat apa makmur”

“Ya jelas pilih makmur Pak, mosok pilih melarat kan aneh”

“Berarti sama dengan saya, saya juga pilih makmur daripada melarat, makanya saya pilih menjadi wakilnya saja”

“Lho pilih makmur kok malah pilih menjadi wakil, gimana to Pak”

“Coba lihat sodara-sodara, mengapa kita rakyat Indonesia banyak yang miskin atau melarat”

“Kenapa Pak”

“Ya karena mereka hanya pilih menjadi RAKYAT, coba kalau mereka pilih menjadi WAKIL RAKYAT, lihat itu mana ada wakil rakyat yang susah, nggak ada to. Mereka hidup makmur kecukupan, kekayaannya nggak habis sampai tujuh turunan.”

“Itulah kenapa saya memilih jadi wakil saja, tauk!”

==============================

Untuk melihat foto yang indah , artistik dan  estetis disini : http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/06/16/weekly-photo-challenge-fashion-photography/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline