[caption id="attachment_179194" align="aligncenter" width="448" caption="pasangan sesama jenis"][/caption]
Setelah ibunya pulang dari pasar, cucu sayaberumur dua tahun sangat gembira karena dibelikan sepasang sandal jepit. Mengapa sandal jepit, sandal jepit selain murah harganya juga praktis ketika dipakai untuk main bersama teman-temannya.
Langsung saja direbutnya sandal yang hanya berharga 5 ribu itu dari tangan ibunya yang tengah mengeluarkan barang –barangbelanjaannya dari tas belanjaan. Tanpa minta ijin ke ibunya sandal itu langsung dipakai oleh cucu saya.
Namanya anak kecil belum tahu aturan cara memakainya, yang penting langsung dipakai, beres.
Sebelum anaknya keluar rumah tiba-tiba ibunya teriak-teriak “ He Tutu (cucu saya bernama Restu, panggilannya Tutu), sandale kewalik iku (sandalnya terbalik itu)” Tanpa menoleh ke ibunya , Restu langsung melepas sandalnya dan memindahkan yang kiri kekanan dan sebaliknya dan langsung nggeblas lari menemui temannya. Mau pamer mungkin.
Tidak lama kemudian si Restu pulang, belum sampai masuk rumah, sudah disambut dengan amarahibunya.
“Heee...goblog...diomongi sandale kewalik..kewalik..kok ora ngerti..bocah ( he bodoh sudah dibilangi sandalnya terbalik kok tidak tahu juga anak)” sambil menarik tangan anaknya untuk ditunjuki caranya.
“ Lha piye...mau wis tak walik ( lha bagaimana tadi sudah saya balik)” anaknyamenjawab dengan sedikit protes.
“ Ngene..nek nganggo sandal iku (begini kalau memakai sandal itu)” bentak ibunya sambil membuka sandal anaknya.
Namun apa yang terjadi, bukan bertambah marah tapi malah tertawa cekakaan. “ Hahahahahaha....pantes kewalik terus lha wong kiwo kabeh ( pantas terbalik terus, sandalnya cuma kiri semua)”
“ Ya wis mengko ditukarke neh ( ya sudah nanti ditukarkan kembali) ”bujuk ibunya pada Tutu.
Sayapun hanya mesam mesem sambil sedikit menasihati anak saya itu. “ Makanya jangan marah-marah dulu, lihat dulu apa kesalahannya dan siapa yang salah,jangan-jangan malah kita yang salah”
Memang sering terjadi sandal yang salah pasangan ( kayak gay atau lesbian saja), juga nomor yang kiri tidak sama dengan yang kanan. Manusia tetap saja punya kesalahan.
Pesan moral : Jangan mudah menyalahkan siapa-siapa jika belum benar-benar tahu apa akar permasalahannya.Mungkin justru kita yang bersalah menanggapi sesuatu. Dan penting, jangan hanya melihat kesalahannya saja, tapi perlu juga dilihat kebenarannyya. Jika memakai sepasang sandal hanya kiri semua, meskipun yang kanan salahbukankah yang kiri benar.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H