Hati anak bangsa seakan ditusuk pisau melihat berita kekerasan akhir-akhir ini. Penyerangan dan pembunuhan seorang ulama terjadi di bumi Jawa Barat. Peristiwa pertama Di alami oleh KH Emon Umar Basyri (60), pimpinan pondok pesantren Al Hidayah, Santiong. Kyai yang akrab dipanggil Ceng Emon dianiaya oleh seseorang di Masjid Al Hidayah.
Saat diserang cang emong sedang berdzikir sehabis sholat subuh. Belum tuntas kasus penganiayaan terhadap Cang Emon kembali tanah pasundan digegerkan dengan penganiayaan yang dialami ustadz R Prawoto, komandan Brigade Persatuan Islam (Persis) Pusat. Kejadian bermula saat ustasz R Prawoto keluar rumah untuk menjalankan sholat subuh di Masjid.
Ustadz prawoto melihat ada orang sedang memuku pagar rumah belilalu. Ustadz R Prawoto menegur perilaku orang tersebut. Mendapat teguran dari ustdz R Prawoto orang tersebut malah mengerjar ustadz R. Prawoto dan memukul ustadz R Prawoto menggunakan linggis. Akibat kejadian ini Ustadz R Prawoto meninggal dunia. Belum juga dua kejadian tersebut terlupakan sebuah kekerasan terjadi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Minggu tanggal 11 Pebruari 2018 seseorang menyerang Gereja Lidwina di Bedog Sleman. Pada saat di Gereja Lidwina sedang diadakan kebaktian. Pada kejadian tersebut jatuh beberapa korban.
Kekerasan seakan telah menjadi budaya bangsa Indonesia. Sejarah bangsa ini memang mencatat adanya beberapa kejadian kekerasan yang pernah terjadi. Peristiwa tanjung priok, permesta, pemberontakan PKI tahun 1965, adalah catatan kelam bangsa ini. Meski begitu kekerasan yang terkadi saat itu lebih karena eskalasi politik. Akan tetapi yang memprihatikan kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini tidak hanya karena eskalasi politik.
Hampir setiap hari kita mendapatkan berita kekerasan yang penyebabnya sangat beragam. Belum lama bangasa Indonesia juga dikejutkan dengan peristiwa kekerasan yang menimpa seorang guru di tanah Madura. Seorang guru bernama Budi Cahyono meninggal dunia di tangan muridnya hanya karena persoalan sepele. Sang guru yang menegur siswanya itu dipukul sehingga menyebabkan patah leher.
Bangsa Indonesia pada dasarnya bangsa yang lebih mengutamakan kebersamaan dan persatuan. Indonesia terdiri dari ribuan suku dan ribuan bahasa. Indonesia juga awalnya terdiri dari banyak kerajaan. Kerajaan-kerajaan tersebut tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kerajaan-kerajaan tersebut mempunyai kekuasaan yang besar di wilayahnya masing-masing.
Atribut sebagai raja juga masih dihormati oleh rakyat di wilayah masing-masing. Akan tetapi perasaan akan nasib yang sama dibawah tekanan belanda menghilangkan sekat-sekat perbedaan tersebut. Ribuan suku dan kerajaan tersebut lebur menjadi satu menjadi bangsa Indonesia. Sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menjadi momentum sejarah persatuan dari ribuan suku dan ribuan bangsa.
Tentu bukanlah hal yang mudah mengumpulkan dan menyatukan para pemuda yang berbeda suku, bahasa dan agama. Para pemuda yang tersebuar dari penjuru bumi Nusantara. Alat komunikasi pada saat itu maih sangatlah terbatas. Transportasi juga masih sangat terbatas. Untuk mengirim undangan saja membutuhkan waktu yang lama. Belum mengkoordinasikan kehadiran dan agenda. Tentu itu semua membutuhkan pengorbanan dan kerja keras tersendiri.
Kendala juga dihadapi oleh peserta yang akan datang. Satu-satunya transportasi untuk peserta dari luar jawa hanyalah kapal. Setiap hari juga belum tentu ada kapal yang bisa membawa ke Jakarta. Kapal yang tersedia juga tidak difasilitasi fasilitas mewah seperti kapal zaman sekarang. Butuh berara hari saja peserta dari Maluku untuk datang ke Jakarta.
Tentunya hal tersebut juga menjadi kendala berat bagi peserta untuk hadir dalam forum mulia tersebut. Akan tetapi kendala berat itu tidak menjadikan batasan bagi mereka. Semua pemuda dari seluruh penjuru hadir dan sepakat meleburkan menjadi satu bangsa Indonesia.
Persatuan adalah aset besar bangasa Indonesia. Persatuan merupakan modal besar bangsa Indonesia untuk tetap tergambar dalam peta dunia. Tidak semua bangsa dan negara di dunia ini mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Uni Soviet negara yang besar pun luluh lantak dan hilang dalam peredadaran dunia. Pada saat itu bisa jadi tidak ada satu pun orang yang membayangkan Uni Soview negara besar kedua setelah Amereika Serikat akan hancur lebur dan akhirnya hilang dalam percaturan dunia internasional.