"Hugs and other forms of physical touch can help with physical and mental health in people of all ages" (David Nield, 2024).
Hari ini, 21 Januari 2025, adalah National Hugging Day atau Hari Pelukan Nasional di Amerika Serikat. Sejak tahun 1986, Amerika Serikat mengenal National Hugging Day, yang awalnya diinisiasi oleh Kevin Zaborney. Inti ajakannya adalah agar lebih sering memeluk orang-orang terkasih. Seperti suami / istri, orangtua, anak, cucu atau teman.
Mengapa harus sering memberi pelukan? Karena ada sangat banyak manfaat dari pelukan. TV Channel-7 Sydney pernah merilis sebuah berita tentang seorang bayi yang lahir prematur, dalam usia kehamilan 27 minggu. Bayi tersebut sudah dinyatakan meninggal oleh tim medis, namun ternyata "hidup lagi" setelah 2 jam dipeluk sang ibu.
Tindakan yang dilakukan oleh si ibu, di Australia dikenal sebagai Kangaroo Care, yaitu perawatan bayi prematur dengan cara memberikan sentuhan dari kulit ke kulit, antara si ibu dengan bayinya. Cara yang biasanya dilakukan oleh kanguru. Kisah tersebut membuktikan, bahwa pelukan bisa memberi berbagai hal yang sangat bermanfaat. Dalam kehidupan keluarga, pelukan suami isteri atau orangtua dengan anak, mampu menguatkan keharmonisan.
Seorang terapis keluarga dari Amerika menyatakan, bahwa pelukan bisa menjauhkan pasangan dari perceraian. "Kalau rumah tangga anda di ambang kehancuran, peluklah pasangan anda 20 kali sehari. Saya yakin anda berdua tidak akan bercerai", ujarnya.
Menurut studi psikologi, setiap orang memerlukan 4 kali pelukan setiap hari untuk tetap hidup, 8 kali sehari untuk sehat, dan 12 kali untuk awet muda dan bahagia. Saat berpelukan, tubuh melepaskan hormon oxytocin yang berkaitan dengan rasa damai dan cinta. Hormon ini membuat jantung dan pikiran menjadi tenang dan sehat. Itulah sebabnya, pelukan diyakini dapat menambah angka harapan hidup pasangan anda.
Riset Terbaru Tentang Manfaat Pelukan
"Touch was shown to help reduce feelings of pain, depression and anxiety, and the positive effect was observed in both children and adults" (David Nield, 2024).
Sebuah reviu terhadap 212 hasil riset menegaskan, pelukan dan bentuk sentuhan fisik lainnya dapat membantu kesehatan fisik dan mental pada orang-orang dari segala usia. Tim peneliti dari Ruhr University Bochum di Jerman dan Institut Neurosains Belanda, mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang manfaat sentuhan, setelah menelaah hasil-hasil riset terkait.
"Kami menyadari pentingnya sentuhan sebagai intervensi kesehatan," ungkap Julian Packheiser dari Ruhr University Bochum. Studi yang dipublikasikan di Nature Human Behavior tersebut, dilakukan terhadap 12.966 partisipan dari berbagai penelitian. Hasil studi terkonfirmasi telah memberikan tambahan kejelasan. Bahwa sentuhan terbukti membantu mengurangi perasaan sakit, depresi, dan kecemasan.