Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

H-3 Menuju Tanah Suci

Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan umrah adalah rangkaian ibadah sejak dari berangkat dari rumah hingga kembali ke rumah. Oleh karena itu, proses menunaikan ibadah umroh dari keberangkatan sampai kepulangan harus berada dalam ketaatan beribadah.

Di antara ibadah yang sangat perlu dijaga adalah wudhu. Usahakan agar selalu dalam kondisi berwudhu. Apabila telah batal, kembali mengupayakan berwudhu.

Pada suatu pagi Rasulullah saw memanggil Bilal, lalu beliau saw berkata, "Wahai Bilal, kenapa engkau mendahuluiku masuk surga? Aku tidaklah masuk surga sama sekali melainkan aku mendengar suara sendalmu di hadapanku. Aku memasuki surga di malam hari dan aku dengar suara sendalmu di hadapanku."

Bilal menjawab, "Wahai Rasulullah, aku biasa tidak meninggalkan shalat dua rakaat sedikit pun. Setiap kali aku berhadats, aku lantas berwudhu dan aku membebani diriku dengan shalat dua rakaat setelah itu" (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Syaikh Abu Malik dalam Fiqhus Sunnah lin Nisa' menyatakan bahwa disunnahkan berwudhu setiap kali wudhu tersebut batal karena adanya hadats. Imam Nawawi menyatakan, "Disunnahkan menjaga wudhu atau diri dalam keadaan suci. Termasuk juga kala tidur dalam keadaan suci" (Kitab Matan Al-Idhah).

Ada sangat banyak keutamaan wudhu. Di antaranya adalah penghapusan dosa beriringan dengan tetesan air wudhu. Nabi saw bersabda, "Jika seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu kemudian ia mencuci wajahnya, keluarlah dari wajahnya seluruh dosa karena penglihatan kedua matanya bersamaan dengan air atau akhir tetesan air.

"Jika ia mencuci kedua tangannya, keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang dilakukan tangannya bersamaan dengan air atau tetesan air terakhir. Jika ia mencuci kedua tangannya keluarlah semua dosa yang dilakukan langkah kakinya bersamaan dengan air atau tetesan air terakhir, hingga ia keluar (dari berwudhu) dalam keadaan bersih dari dosa" (HR. Muslim).

Bekas air wudhu pada anggota tubuh seseorang akan menjadi tanda yang bercahaya pada hari kiamat sebagai tanda umat Muhammad. Para Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana engkau mengetahui orang yang datang setelahmu bahwa ia adalah umatmu?"

Rasulullah saw menyatakan, "Bagaimana pendapatmu jika seseorang memiliki kuda yang putih pada bagian depan kepala dan kaki-kakinya berada di sekumpulan kuda yang hitam legam, tidakkah ia bisa mengenali kudanya?"

Para Sahabat berkata, "Ya, wahai Rasulullah".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline