Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

H-15 Menuju Tanah Suci

Diperbarui: 15 Oktober 2024   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beautiful interpretation of the Kaaba by artist Saifullah Nafeesi, https://www.baytalfann.com

Ibadah haji dan umrah bagi masyarakat Indonesia menjadi perjalanan ibadah yang memerlukan persiapan sangat khusus. Selain karena perjalanan sangat panjang, ditambah harus menyediakan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

Tempat tujuan utama dalam menunaikan ibadah umroh adalah kawasan Masjidil Haram. Di dalam kompleks Masjidil Haram inilah terdapat bangunan Ka'bah, di mana semua jamaah haji dan umroh akan menjalankan thawaf mengelilinginya.

Salah satu bagian Ka'bah yang disunnah untuk diusap dan dicum ketika thawaf adalah hajar aswad. Karena disunnahkan, wajar jika semua jamaah haji dan umroh ingin mengusap dan mencium hajar aswad. Tak jarang sampai berdesakan dan menyakiti orang lain.

Padahal mengusap dan mencium hajar aswad hukumnya sunnah. Bukan wajib. Apabila tidak melakukannya, tidak mengapa.Tak ada dosa.

Bagi yang memungkinkan untuk mengusap dan mencium hajar aswad dengan mudah tanpa berdesak-desakan, silakan dilakukan. Namun jika suasana sangat padat sehingga sampai harus berdesak-desakan, sebaiknya tidak perlu dilakukan. Terlebih berdesakan lelaki dan perempuan.

Diriwayatkan dari 'Umar bin Khathab bahwa Rasulullah saw berkata kepada dirinya, "Wahai 'Umar, sesungguhnya engkau adalah lelaki yang kuat (perkasa). Janganlah engkau berdesakan untuk (mencium) hajar aswad, sehingga menyakiti orang yang lemah" (HR. Ahmad no. 190. Dinilai hasan oleh Syaikh Syu'aib Al-Arnauth).

Oleh karena itu, ketika 'Aisyah ra melaksanakan thawaf, beliau melakukannya di pinggiran Ka'bah. Bukan merapat Ka'bah, karena menghindari berdesakan dengan banyak orang.

Diriwayatkan dari 'Atha', ia berkata, "Dulu 'Aisyah ra melaksanakan thawaf di pinggiran Ka'bah (menyendiri) dan tidak berbaur dengan kaum lelaki. Seorang wanita berkata, 'Wahai Ummul Mukminin, mari kita pergi untuk mencium hajar aswad!'

'Aisyah berkata, 'Engkau saja yang pergi.' Sedangkan 'Aisyah enggan untuk pergi. Dahulu kaum wanita keluar pada malam hari tanpa diketahui keberadaannya, lalu mereka thawaf bersama kaum lelaki" (HR. Bukhari no. 1618).

Hadits ini berisi penjelasan dari 'Aisyah bahwa dirinya tidak mencium hajar aswad karena tidak ingin berdesakan dengan kaum lelaki. Maka janganlah memaksakan diri mengusap atau mencium hajar aswad, apabila kondisinya berdesakan sehingga harus mendorong dan mendesak orang lain. Terlebih antara laki-laki dan perempuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline