Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

H-50 Menuju Tanah Suci

Diperbarui: 10 September 2024   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Umroh adalah perjalanan dzikrullah. Perjalanan untuk selalu mengingati Allah, dalam segala aktivitas kehidupan. Nabi saw bersabda:

"Sesungguhnya disyariatkan Thawaf di Ka'bah dan antara Shafa dan Marwa serta melempar jumrah adalah untuk menegakkan dzikrullah" (HR Abu Dawud no. 1888).

Al-Mubarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan at-Tirmidzi menyatakan, "Pengertiannya untuk mengingat Allah di tempat-tempat yang penuh berkah tersebut, maka hati-hatilah dari sifat lalai".

"Dikhususkan dengan dzikir, padahal maksud dari semua ibadah adalah mengingat Allah, karena bentuk lahiriyahnya adalah perbuatan tidak nampak padanya ibadah dan sejatinya keduanya berisi ibadah," demikian penjelasan Al-Mubarakfuri.

Sebagaimana sabda Nabi saw, bahwa thawaf adalah untuk li iqamati dzikrillah --untuk menegakkan dzikrullah. Karena mengingat Allah atau dzikrullah adalah hal terpenting di sepanjang kehidupan setiap muslim dan muslimah.

Dengan selalu berdzikir kepada Allah, hati manusia akan merasakan kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan. Allah telah berfirman, "Ketahuilah dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah, hati akan menjadi tenang" (QS. Ar-Ra'du: 28).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di dalam kitab tafsirnya menyatakan, "kegundahan dan kegelisahannya (hati mereka) lenyap dan berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan-kenikmatannya".

"Semestinya hati tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingatNya. Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Dzat yang menciptakannya, berdekatan dan mengenalNya," demikian penjelasan Syaikh As-Sa'di.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan, "Sesungguhnya, hati tidak akan (merasakan) ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian, melainkan jika pemiliknya berhubungan dengan Allah (dengan melakukan ketaatan kepadaNya). Barangsiapa yang tujuan utama (dalam hidupnya), kecintaannya, rasa takutnya, dan ketergantungannya hanya kepada Allah, maka ia telah mendapatkan kenikmatan dariNya, kelezatan dariNya, kemuliaan dariNya, dan kebahagiaan dari-Nya untuk selama-lamanya."

Inilah yang akan didapatkan --insyaallahu Ta'ala, dengan menjalankan umroh ke tanah suci. Mari berjuang dengan sepenuh kesungguhan, berusaha dengan sepenuh kekuatan, untuk bisa menjalankan umroh ke tanah suci. Untuk menegakkan dzikrullah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline