Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

H-57 Menuju Tanah Suci

Diperbarui: 3 September 2024   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https:Merdeka.com

Perjalanan umroh adalah perjalanan menuju Ka'bah yang penuh dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan, kewibawaan dan kebaikan. Maka siapapun yang mampu mengunjunginya dalam ibadah haji atau umroh dengan penuh keikhlasan, mereka akan mendapatkan kemuliaan, keagungan, kehormatan, kewibawaan dan kebaikan.

Hal yang sangat menakjubkan bagi jamaah haji dan umroh --terutama yang baru pertama kali, adalah ketika mengunjungi Masjid Al-Haram di Makkah. Karena di dalam lingkungan Masjid Al-Haram tersebut, kita akan melihat Ka'bah.

Sebagaimana kita ketahui, Ka'bah adalah kiblat umat Islam seluruh dunia. Sebuah bangunan ibadah yang mempersatukan semua orientasi umat Islam, sehingga shalat mereka menghadap Ka'bah.

Ka'bah adalah baitullah atau rumah Allah yang penuh keagungan. KH. Syafi'i Hadzami dalam buku Taudhihul Adillah menjelaskan bahwa maksud Baitullah atau rumah Allah bukan diartikan bahwa Allah bersemayam di Ka'bah.

Akan tetapi, hal itu merupakan idhafah bait li at-tasyrif, bahwa penyandaran kata 'rumah' kepada Allah adalah untuk memuliakan. Dengan demikian, sebutan 'rumah Allah' untuk Ka'bah adalah rumah yang banyak dilimpahkan padanya rahmat Allah.

Ketika melihat Ka'bah, kita dianjurkan untuk membaca doa yang memuliakannya. Imam Syafi'i menganjurkan kita membaca doa saat melihat Ka'bah, sebagai berikut:

Allahumma zid hadzal baita syarifan wa ta'zhiman wa takriman wa mahabatan wa birran. Wa zid min syarafihi wa karamihi wa mimman hajjahu awi'tamarahu tasyrifan wa ta'zhiman.

"Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, kewibawaan dan kebaikan untuk Ka'bah ini, dan tambahkanlah kemuliaan dan kehormatan bagi orang yang berhaji atau umrah dengan sebab kemuliaan dan kehormatan Ka'bah".

Imam Asy-Syafi'i menyatakan dalam kitab Al-Umm, "Saya menganjurkan kepada seseorang ketika melihat Ka'bah untuk mengucapkan doa seperti yang aku riwayatkan. Dan kalimat kebaikan yang diucapkan, dibolehkan insyaallah".

Secara teknis,ketika melafalkan doa tersebut di depan Ka'bah, beliau tidak menganjurkan mengangkat tangan, namun juga tidak membencinya. Imam Syafi'i menyatakan, "Tidak ada dasar untuk mengangkat tangan ketika melihat Ka'bah. Sehingga saya tidak membencinya dan tidak menganjurkannya".

Mari berjuang dengan sepenuh kesungguhan, berusaha dengan sepenuh kekuatan, untuk bisa menjalankan umroh ke tanah suci. Karena kita tidak tahu sampai kapan umur, kesempatan dan kesehatan masih Allah berikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline