Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Komunikasi Sehari-hari, Prediktor Kepuasan Pernikahan

Diperbarui: 6 Juli 2024   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fimela

Komunikasi bukan segalanya. Namun segalanya memerlukan komunikasi. Demikian pula dalam kehidupan suami istri.

Berikut saya nukilkan berbagai pandangan ahli maupun hasil studi, terkait urgensi komunikasi suami istri. Bahwa komunikasi adalah prediktor besar dalam menentukan kepuasan hubungan suami istri.

  • Komunikasi, Kebutuhan Nyata Sehari-hari

"Every relationship requires communication---and the quality of that communication is a predictor of how fulfilling the relationship is for both people. Setiap hubungan membutuhkan komunikasi---dan kualitas komunikasi tersebut merupakan prediktor seberapa memuaskan hubungan tersebut bagi kedua belah pihak" --Darcy Sterling, dalam McDermott, 2024.

"The extent to which each partner is skilled at expressing themselves, their needs and their preferences is the greatest indicator of the health and fulfillment of the relationship. Sejauh mana masing-masing pasangan terampil dalam mengekspresikan diri, kebutuhan, dan preferensi mereka adalah indikator terbesar kesehatan dan kepuasan hubungan" --Darcy Sterling, dalam McDermott, 2024.

"Families which show balanced levels of engagement and openness to change tend to score higher on measures of listening skills, self-disclosure, and demonstrating respect and regard in communication. Keluarga yang menunjukkan tingkat keterlibatan dan keterbukaan yang seimbang terhadap perubahan cenderung mendapat skor lebih tinggi dalam hal keterampilan mendengarkan, keterbukaan diri, dan menunjukkan rasa hormat dan penghargaan dalam komunikasi" --David H. Olson, 1999.

  • Komunikasi Mampu Memacahkan Masalah Suami Istri

"Communication is what keeps couples on the same page and feeling like they are solving problems together rather than against one another. Komunikasi adalah hal yang membuat pasangan tetap berpikiran sama dan merasa bahwa mereka memecahkan masalah bersama-sama, bukan bermusuhan satu sama lain" --Sarah Epstein, dalam McDermott, 2024.

"Effective communication also enables partners to disagree in productive, respectful ways. Komunikasi yang efektif juga memungkinkan pasangan untuk berbeda pendapat dengan cara yang produktif dan penuh hormat" --Sarah Epstein, dalam McDermott, 2024.

"Open communication is the spine that holds up a relationship whether it is thriving or under strain. Komunikasi terbuka adalah tulang punggung yang menopang suatu hubungan baik dalam kondisi berkembang maupun dalam tekanan" --Sarah Epstein, dalam McDermott, 2024.

"Communication within the family becomes a very important part, because there is openness, mutual empathy, freedom of expression, negotiation, agreement in making decisions, and being proactive in preventing crises. Komunikasi dalam keluarga menjadi bagian yang sangat penting, karena terdapat keterbukaan, rasa saling empati, kebebasan berekspresi, negosiasi, kesepakatan dalam mengambil keputusan, dan proaktif dalam mencegah krisis" --Reni Chairani dkk, 2022.

  • Komunikasi Mengokohkan Ketahanan Seluruh Keluarga

"Good communicators use their skills to communicate their appreciation, love and respect. Komunikator yang baik menggunakan keterampilan mereka untuk mengomunikasikan penghargaan, cinta, dan rasa hormat mereka" --Sarah Epstein, dalam McDermott, 2024.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline