Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Overparenting dan Overprotektif dalam Pendidikan Anak

Diperbarui: 23 Mei 2024   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.npr.org/

"Overprotectiveness conveys to the child a sense that the world is dangerous. It reinforces avoidance and keeps children from engaging in social situations restricting the opportunities to build friendships and learn social skills. Children raised with overprotective parenting tend to have less competent social skills" --Pamela Li, 2023.

Sebagian orangtua tanpa sadar melakukan tindakan overparenting. Mereka sangat ingin menjaga dan melindungi anak. Namun dengan cara yang berlebihan.

Tentu semua orangtua ingin menjaga anak-anak dari berbagai hal negatif. Semua orangtua ingin melihat anaknya sukses dan bahagia.

Namun ketika tindakannya terlalu melindungi dan terlalu membantu secara teknis, justru membuat anak tidak mencapai kedewasaan dan kemandirian. Tindakan ini yang disebut sebagai overprotektif.

Gejala Tindakan Overprotektif

Fokus tunggal orang tua yang overprotektif adalah menjaga keamanan anak-anak. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional atau psikis. Mereka ingin anak-anak selalu aman, nyaman dan bahagia.

"Overprotective parents show guarding behavior that is excessive considering the child's developmental stage and the actual risk level in their environment" --Pamela Li, 2023.

Orangtua seperti ini selalu terobsesi dengan keamanan anak-anak, meskipun tinggal di lingkungan yang aman. Tingkat perlindungan yang mereka berikan melebihi tingkat risiko aktual yang sesungguhnya bisa terjadi.

Orangtua bersikap overprotektif karena ingin melindungi anak-anak dari marabahaya. Sekaligus membantu anak-anak mencapai keberhasilan dalam hidup. Itu sebabnya mereka sibuk membantu mengatasi berbagai rintangan, hambatan serta tekanan dari kehidupan anak-anak.

Pamela Li (2023) menyatakan, "Tindakan overprotektif menyampaikan kepada anak perasaan bahwa dunia ini berbahaya. Ini memperkuat penghindaran dan membuat anak-anak tidak terlibat dalam situasi sosial, membatasi kesempatan untuk membangun persahabatan dan belajar keterampilan sosial. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh overprotektif cenderung memiliki keterampilan sosial yang kurang kompeten".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline