Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Bahagia Menjalani Pernikahan, Tanpa Menunggu Perubahan Pasangan

Diperbarui: 19 Agustus 2023   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.psychologytoday.com 

"I began to think that I had made a terrible decision in marrying someone who refused to talk to me and understand my needs. He didn't seem to care how I felt, which left me so broken" (Robina Kauser, 2023).

Salah satu penyebab munculnya rasa lelah dan jenuh dalam menjalani kehidupan pernikahan adalah keinginan untuk mengubah pasangan sesuai keinginan dirinya. Lama menunggu pasangan berubah, dan ternyata tidak pernah berubah.

John Gray dalam bukunya Mars Venus bahkan menyebutkan bahwa usaha mengubah pasangan telah menyita sangat banyak perhatian dan tenaga yang melelahkan banyak orang. Mereka menghabiskan banyak waktu demi melihat perubahan pada pasangan.

Selain melelahkan, di titik tertentu, usaha mengubah pasangan bisa berubah menjadi keputusasaan. Menyerah kalah dan memilih berpisah. Bagaimana mengatasi kondisi seperti ini? Cobalah memulai dari diri sendiri.

Tapi, bagiamana cara memulai dari diri sendiri? Mari saya ajak Anda menyimak kisah Robina Kauser (2023) berikut ini. Anda akan menemukan bagaimana cara memulai dari diri sendiri bisa terjadi.

Saya kutip dengan perubahan redaksional seperlunya untuk memudahkan pemahaman. Simak kisahnya sampai selesai ya...

********

"Sometimes I felt as if I might as well have been speaking to a brick wall; often left feeling ignored, invisible and rejected" (Robina Kauser, 2023).

Aku jatuh cinta dengan lelaki idaman dan menikah dengannya atas restu keluarga. Namun, segera setelah menikah, kami mulai mengalami masalah. Tentu saja aku tidak bisa menceritakan semuanya di sini, tetapi salah satu yang terbesar adalah masalah komunikasi.

Aku mulai bertanya pada diri sendiri: mengapa suamiku menolak membicarakan hal-hal yang benar-benar penting? Mengapa hal-hal penting selalu tersimpan di bawah karpet saja? Mengapa dia tidak mendengarkan apa yang aku katakan dan mengerti bagaimana perasaanku?

Kadang-kadang aku merasa seolah-olah sedang berbicara dengan dinding bata. Sering merasa diabaikan, tidak dilihat dan tidak dibutuhkan. Kondisi ini mengakibatkan kami berdebat dengan hebat dan tidak bisa menghormati satu sama lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline