Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Ketidakcocokan Adalah Alasan Terbesar di Balik Perceraian

Diperbarui: 10 Agustus 2023   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://timesofindia.indiatimes.com/

"Incompatibility was the most cited reason for divorce" (Taha Ghayyur, 2010).

Ketidakcocokan adalah alasan yang paling banyak menyebabkan perceraian (Taha Ghayyur, 2010). Pernyataan ini berdasarkan survei di Amerika Utara, terhadap 405 responden laki-laki dan perempuan.

Studi yang dilakukan oleh Sound Vision pada tahun 2009 hingga 2010 tersebut memberikan hasil yang tetap relevan sampai sekarang. Bahwa ketidakcocokan atau ketidakharmonisan adalah alasan terbanyak dalam perceraian.

Studi tersebut memberikan hasil, ketidakcocokan adalah alasan perceraian yang paling banyak (16,38%), diikuti oleh penganiayaan (13,12%), konflik karena keuangan (10,41%), campur tangan keluarga/mertua (10,20%), perselingkuhan/perzinahan (8,79%), dan lain-lain.

Jika "ketidakcocokan beragama: kurangnya praktik" dan "ketidakcocokan agama: praktik ekstrim" ditambahkan ke faktor ketidakcocokan umum, maka totalnya menjadi 25,71%. Penyebab paling banyak dariperceraian berdasarkan studi tersebut bernama ketidakcocokan.

Ternyata sejalan dengan data di tanah air pada tahun 2022. Menurut laporan Statistik Indonesia, ada sebanyak 516.344 perceraian terjadi di Indonesia pada tahun 2022 lalu. Jumlah tersebut meningkat 15,3% dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 447.743 kasus.

Perselisihan dan pertengkaran menjadi faktor utama penyebab perceraian sepanjang tahun 2022. Jumlahnya mencapai 284.169 kasus atau 63,41% dari total faktor penyebab kasus perceraian di tanah air.

Mendeteksi Ketidakcocokan

Sebenarnya, ketidakcocokan adalah hal lumrah dan wajar. Tidak ada suatu relasi antara dua orang atau lebih, yang sepenuhnya berisi kecocokan. Pasti akan selalu ditemukan ketidakcocokan.

Untuk itulah, setiap pasangan yang akan menikah, perlu mendeteksi ketidakcocokan sejak dini. Potensi-potensi ketidakcocokan itu sudah bisa diwaspadai dan diduga. Misalnya, dari beberapa realitas perbedaan calon suami dan calon istri berikut ini:

  • Perbedaan kromosom, hormon, dan "struktur otak" antara laki-laki dan perempuan
  • Perbedaan cara dan gaya berkomunikasi, berkonflik, dan bernegosiasi
  • Perbedaan tipe kepribadian
  • Perbedaan latar belakang keluarga, pendidikan, dan pengalaman kehidupan
  • Perbedaan lingkungan, suku bangsa dan kedaerahan
  • Dan lain sebagainya.

Pada setiap pasangan yang bertengkar, selalu menemukan alasan untuk bercerai, dan hampir selalu ada satu faktor utama / dominan yang melatarbelakangi perceraian mereka. Beberapa faktor penyebab dapat dideteksi dan bahkan dapat dicegah sejak sebelum pernikahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline