Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Solusi Konflik Suami Istri

Diperbarui: 3 Juni 2023   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.donbrobst.com/

Konflik dan pertengkaran adalah hal yang wajar dalam kehidupan pernikahan. Ketika seorang lelaki menghadapi konflik dengan istri, biasanya ia akan merespon dengan salah satu dari tiga cara berikut ini.

Pertama, "Saya menyerah. Saya lebih suka menyerah daripada melawan. Terserah istri saya maunya apa'.

Kedua, "Saya melarikan diri, berharap masalah akan selesai dengan sendirinya".

Ketiga, "Saya menegakkan otoritas untuk mengendalikan dan memimpin keluarga, dan bisa mengarahkan keadaan sesuai yang saya inginkan".

Sayangnya, saat Anda mengalah, melarikan diri, atau berusaha menegakkan otoritas dan kekuasaan, tidak akan membuat Anda merasa lebih baik. Anda tidak  akan mendapatkan kepuasan yang semakin meningkat.

Demikian pula ketika seorang istri menghadapi konflik dengan suami, biasanya akan merespon dengan cara berikut ini.

Pertama, "Saya berusaha menang dengan mengomel dan mendominasi suami. Saya sangat jengkel dengan tingkah lakunya".

Kedua, "Saya menantang suami ---terutama ketika saya yakin lebih benar atau lebih tahu ketimbang dirinya".

Ketiga, "Saya menarik diri. Saya biarkan saja suami melakukan apapun. Menyendiri dan menangis tampaknya lebih menenangkan bagi saya".

Tetapi tidak satu pun dari opsi semacam ini yang mampu meningkatkan kepuasan dalam pernikahan. Tidak pula mampu memberikan ketenangan dan kedamaian jangka panjang. Justru semakin menumpuk emosi permasalahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline