Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Obsesi Laki-laki

Diperbarui: 4 November 2022   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi by Canva

Catatan Laki-laki (6)

Sejak masih muda belia, setiap laki-laki telah menyimpan keinginan yang kuat. Bahwa pada suatu ketika nanti, ia ingin membahagiakan perempuan yang dicintai. Ini menjadi obsesi yang tersimpan di lubuk hati terdalam. Sejak sebelum menikah, ia telah berjuang untuk memiliki penghasilan yang memadai.

Obsesi ini yang menyebabkan banyak laki-laki merasa belum siap menikah ketika belum memiliki penghasilan yang (menurutnya) memadai. Karena khawatir tidak bisa membahagiakan istri dan anak-anak kelak.

Setelah menikah, laki-laki berjuang keras agar bisa membahagiakan istri --perempuan yang dicintainya. Ia mulai menjalankan obsesinya. Perempuan yang dicintai itu telah ada di sampingnya. Ia sangat ingin membahagiakannya.

Ia bekerja dan berusaha sekuat tenaga demi mendapatkan penghasilan yang bukan saja mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Namun bisa mengajak istri tercinta jalan-jalan, atau memberikan fasilitas yang diinginkan sang istri.

Ketika laki-laki mulai mendapatkan penghasilan, dengan bangga ia berikan penghasilan itu kepada sang istri. Tampak wajah bahagia istri karena merasakan cinta yang tulus dan tanggung jawab besar sang suami. Melihat istri bahagia adalah kebahagiaan tiada terkira pada laki-laki.

Semua lelah dan jerih payah yang dilakukan, terbayar oleh kegembiraan sang istri. Raut muka dan ekspresi bahagia sang istri melecut semangat suami. Ia berjanji dalam hati untuk bekerja lebih keras lagi, agar semakin banyak kebahagiaan bisa diberikan kepada sang istri.

Respon bahagia istri yang terpancar dengan tulus, telah menempatkan laki-laki pada posisi pahlawan. Laki-laki bangga dan bahagia, dirinya bisa menjadi pahlawan keluarga. Dirinya makin bangga, saat sang istri menceritakan kebaikan dirinya kepada orangtua dan mertua.

Laki-laki menjadi merasa sangat berarti. Ia merasa benar-benar bermakna, benar-benar diterima, benar-benar mampu membuat istrinya bahagia. Pada titik ini, sang istri telah berhasil membuat sang suami bahagia bersamanya.

Di saat yang sama, sang istri telah berhasil menaklukkan hati suami. Mereka menjadi semakin saling mencinta dan menyayangi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline