Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Lembut kepada Istri, Bukan Takut Istri

Diperbarui: 19 September 2022   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: muslimvillage.com

Istilah "suami takut istri" menjadi teror bagi banyak kalangan suami. Mereka malu karena diolok-olok teman-teman pergaulan sebagai suami takut istri. Bahkan dibuatkan "organisasi" untuk labeling, seperti Ikatan Suami Takut Istri atau ISTI. Ada lagi Ikatan Suami Takut Istri Kalo di Rumah disingkat ISTIKOMAH.

Berbagai stigma tersebut, membuat banyak lelaki ingin tampak gagah dan tidak disebut takut istri. Namun sayang, keinginan tersebut justru menimbulkan sikap dan perilaku kasar kepada istri. Mereka khawatir, kalau bersikap lemah lembut kepada istri akan disebut penakut.

Mereka tidak mau disebut sebagai Ketua Umum ISTI. Namun akhirnya masuk barisan lainnya, ISGI --Ikatan Suami Galak kepada Istri. Atau masuk komunitas ISKI --Ikatan Suami Kasar kepada Istri.

Padahal, sikap dasar lelaki muslim adalah lembut, santun dan penuh kasih sayang kepada istri. Bukan galak, bukan kasar dan keras. Kehadiran suami bukan menjadi teror dan ancaman bagi istri, namun menjadi hadiah terindah bagi istri. Nabi saw bersabda,

"Lembutlah kepada gelas-gelas kaca --yaitu istri kalian" (HR. Bukhari, no. 5856; Muslim, no. 2323).

Nabi saw juga bersabda,

"Sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya. Tidaklah dihilangkan kelembutan itu dari sesuatu melainkan akan memperjeleknya" (HR. Muslim, no. 2594).

Suami minus kelembutan, membuat dirinya tidak berakhlak. Suami minus kelembutan, membuat banyak kerusakan dalam rumah tangga. Yang dituntunkan oleh Nabi saw kepadapara suami adalah mengedepankan akhlak mulia dalam interaksi dengan istri. Beliau saw bersabda,

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya" (HR. At Tirmidzi 3/466; Ahmad, 2/250 dan Ibnu Hibban, 9/483. Dinyatakan sahih oleh Imam Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh Al Albani).

Sedemikian penting akhlak bagi seorang suami yang ditunjuk menjadi pemimpin atau kepala keluarga, sampai beliau saw menjadikan akhlak mulia sebagai indikator kebaikan suami. Nabi saw bersabda,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline