Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Sadar Namun Tetap Terlantar, Bisa Bikin Keluarga Ambyar

Diperbarui: 1 September 2022   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Dalam kehidupan pernikahan, persoalan datang bukan selalu dari hal-hal yang tidak disadari. Bahkan banyak masalah yang munculnya dari hal-hal yang disadari oleh suami dan istri.

Meskipun disadari, namun tetap saja terulang lagi dan terulang lagi. Kesadaran tidak selalu membuat perbaikan. Perhatikan fenomena berikut ini.

  • Pertama, sadar bahwa dalam hubungan mereka mudah tersulut konflik, namun tetap saja mudah konflik.

Hanya karena hal-hal sederhana dan sepele, membuat suami dan istri terlibat cekcok serta konflik. Banyak konflik tidak produktif dan tidak semestinya terjadi dalam keluarga mereka. Masing-masing tidak berusaha menundukkan egonya terhadap pasangan, dampaknya tetap sering tersulut konflik.

  • Kedua, sadar bahwa dalam hubungan mereka sering salah paham, namun tetap saja salah paham.

Setiap kali ada pembicaraan, tidak berujung kepada pengertian, namun justru menimbulkan kesalahpahaman. Akhirnya membuat mereka malas berbicara. Mereka tidak berusaha mengurai akar-akar kesalahpahaman tersebut, dampaknya tetap sering salah paham.

  • Ketiga, sadar bahwa dalam hubungan mereka tidak ada yang mau mengalah, namun tetap saja tidak mau mengalah.

Setiap muncul gejala konflik atau masalah, selalu berujung pertengkaran yang tidak mudah dilerai, karena tidak ada yang mau mengalah. Keduanya merasa heran, mengapa pasangannya tidak pernah mau mengalah. Keduanya tidak berusaha mengalah, justru menuntut pasangan untukmengalah.

  • Keempat, sadar bahwa dalam hubungan mereka selalu merasa benar, namun tetap saja selalu menyalahkan pasangan.

Suami dan istri selalu menganggap dirinyalah yang benar, dan pasangannya berada di pihak yang salah. Keduanya merasa heran, mengapa pasangannya tidak pernah merasa bersalah. Keduanya tidak berusaha introspeksi dan memperbaiki diri, dampaknya masing-masing selalu merasa paling benar.

  • Kelima, sadar bahwa dalam hubungan mereka kurang komunikasi yang melegakan hati, namun tetap saja tidak mau berkomunikasi.

Karena merasa sibuk, karena merasa lelah, akhirnya suami dan istri memilih saling diam. Tidak membangun komunikasi. Padahal mereka tahu, ini yang menyebabkan banyak masalah menumpuk setiap hari. Dampaknya, rumah tangga berjalan 'apa adanya', tanpa usaha memperbaiki pola komunikasi.

  • Keenam, sadar bahwa dirinya salah, namun tak mau mengaku salah dan memperbaiki diri.

Terkadang suami atau istri sadar telah melakukan kesalahan. Namun justru berusaha menutupi kesalahannya dan tak mau memperbaiki diri. Dampaknya, kesalahan terus menerus terjadi dan tak ada perbaikan yang dilakukan.

  • Ketujuh, sadar bahwa mereka kurang ilmu, namun tak mau belajar.

Suami dan istri sama-sama sadar kurang ilmu. Banyak hal yang mereka tidak tahu. Misalnya saja, tidak tahu tentang prinsip interaksi yang dituntunkan Nabi saw, tidak tahu prinsip-prinsip dalam pendidikan anak yang sesuai ajaran Islam, namun tak ada usaha belajar mencari ilmu yang benar.

Itu semua, yang disebut sebagai "gejala pembiaran". Sadar, namun dibiarkan. Sadar namun ditelantarkan. Sadar namun tidak ada perbaikan.

Waspadalah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline