Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Mau Terus Mengeluh atau Memilih untuk Bersyukur?

Diperbarui: 13 Agustus 2022   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Saat engkau mengeluh sepeda motormu macet sehingga harus masuk bengkel, bersyukurlah bahwa engkau memiliki motor. Ada banyak orang tidak memiliki sepeda motor, dan sangat ingin memiliki. Mengapa harus mengeluh hanya karena motor macet?

Saat engkau mengeluh mobilmu terlalu panas, ACnya tidak berfungsi, bersyukurlah bahwa engkau memiliki mobil. Sangat banyak orang tidak memiliki sepeda motor, apalagi mobil. Mengapa berkeluh kesah hanya soal AC, padahal engkau bisa menikmati perjalanan dengan mobil. Pasti lebih mengeluh lagi jika tak memiliki kendaraan pribadi.

Saat engkau mengeluh kelelahan membersihkan rumah, karena barang-barangnya berantakan, bersyukurlah bahwa engkau memiliki rumah yang dipenuhi perabotan. Masih banyak orang tidak memiliki perabotan, apalagi rumah. Mengapa mempersoalkan lelahnya bersih-bersih rumah dan halaman, padahal engkau nyaman dan aman.

Saat engkau mengeluh karena rumahmu tiris saat hujan, sehingga air singgah ke dalam rumah, bersyukurlah bahwa engkau bisa berteduh dari hujan. Masih banyak orang tidak bisa berteduh dari panas dan hujan karena tidak memiliki rumah. Hanya sedikit air masuk ke rumah, mengapa harus dikeluhkan? Pasti akan lebih susah jika tak punya rumah.

Saat engkau mengeluh suamimu tidak ganteng, tidak mirip bintang film, bersyukurlah bahwa engkau memiliki suami. Ada banyak perempuan belum menikah dan ingin memiliki suami. Mengapa harus membandingkan dengan bintang film, padahal ganteng tidak harus sama dengan artis Korea.

Saat engkau mengeluh karena uangmu tinggal sedikit, hampir habis, bersyukurlah bahwa engkau pernah memiliki banyak uang. Banyak orang tidak pernah memiliki uang, sehingga selalu kekurangan. Bukankah ada sangat banyak hal lain engkau miliki, cuma pikiranmu terlalu fokus pada tidak punya uang.

Saat engkau mengeluh karena harus lembur, pekerjaan kantor sangat menumpuk, bersyukurlah bahwa engkau memiliki pekerjaan. Ada banyak orang tidak memiliki pekerjaan, dan terpaksa menjadi pengangguran. Mengapa mengeluh oleh lemburan, padahal engkau pasti akan lebih mengeluh jika tak punya pekerjaan.

Saat engkau mengeluh karena gajimu sedikit, belum sesuai ekspektasi, bersyukurlah bahwa engkau memiliki gaji tetap. Ada banyak orang tidak memiliki gaji, dan harus hidup tanpa penghasilan yang jelas. Mengapa galau hanya karena gaji belum sesuai ekspektasi, padahal engkau masih bisa berusaha menambah penghasilan dengan berbagai upaya lainnya.

Saat engkau mengeluh karena tetanggamu tidak ramah, suka membuat masalah, bersyukurlah bahwa engkau memiliki tetangga. Bayangkan saja jika engkau tinggal di sebuah tempat sendirian, tanpa tetangga, seperti apa rasanya? Pasti lebih merana hidupmu jika tinggal sendirian tak ada seorangpun teman dan lingkungan.

Maka tetaplah memilih untuk bersyukur. Sebab dengan banyak mengeluh pun tak akan bisa menyelesaikan masalahmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline